TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Wijaya Karya (Wika) Persero Tumiyana mengklaim proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung telah mencapai 38 persen. Ia menyebut penggarapan infrastruktur itu berjalan sesuai target
meski sempat menemui beberapa kendala.
Dalam proses pengerjaannya, proyek kereta cepat sempat terkendala kebakaran pipa PT Pertamina Persero di jalur kereta cepat pada Oktober lalu. "Saat ini pengerjaan proyek sudah berjalan normal. Kami targetkan pengerjaan selesai pada 2021, sesuau jadwal operasionalnya," ujar Tumiyana di kantor Kementerian BUMN, Jumat, 29 November 2019.
Tumiyana mengatakan masalah kebakaran pipa Pertamina sudah bisa diatasi. Menurut dia, perusahaan minyak negara itu kini telah memindahkan jalur pipanya sepanjang 3 kilometer.
Selain jalur pipa Pertamina, kendala lain yang dihadapi ialah adanya sambungan udara tegangan tinggi atau sutet di jalur kereta cepat. Timiyana mengatakan, saat ini pihaknya sudah berkomunikasi dengan Perusahaan Listrik Negara atau PLN untuk memindahkan jalur sutet.
"Pemindahan sambungan udara tegangan tinggi atau sutet itu dilakukan secara bertahap karena jumlahnya banyak," ucapnya.
Kegiatan pemindahan sutet ini dilakukan dengan skema window time atau jeda supaya tidak terjadi pemadaman listrik. Namun, ia tak menjelaskan detail waktu jeda untuk penggarapan pemindahan sutet milik perusahaan setrum.
Tumiyana optimistis proyek pembangunan kereta cepat akan kelar sesuai target. Keyakinan itu ditunjang dengan proses pembebasan lahan yang hampir rampung, yakni sudah mencapai 99,4 persen.
Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung saat ini digarap oleh PT Kereta Cepat Indonesia-Cina bersama stakeholder. Bila kelak beroperasi, masyarakat dapat menempuh jalur Jakarta-Bandung sejauh 142,3 kilometer dalam waktu 46 menit.
Terdapat empat stasiun yang menyokong jalur kereta cepat ini. Di antaranya Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Walini, dan Stasiun Tegalluar.