TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara atau BUMN, Said Didu, mengatakan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok punya tugas berat seumpama ia benar-benar diangkat menjadi bos perusahaan pelat merah. Tugas pertama yang mesti digarap adalah memberantas mafia.
"Mafia (BUMN) ini ada di dekat kekuasaan. Saya harap Ahok membersihkan semua mafia. Jangan tebang pilih," kata Said Didu saat dihubungi Tempo, Selasa, 19 November 2019.
Ahok sebelumnya dikabarkan bakal menempati salah satu kursi strategis di perusahaan BUMN. Dugaan itu diperkuat setelah ia menyambangi kantor Kementerian BUMN untuk bersamuh dengan Menteri Erick Thohir pada pekan lalu.
Koran Tempo edisi Kamis, 14 November 2019, menulis Ahok disinyalir bakal menjadi calon kuat Komisaris Utama Pertamina. Dua sumber Tempo di internal Kementerian BUMN menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo sendirilah yang meminta Ahok menjabat sebagai bos BUMN. "Permintaan itu dari Presiden, bukan Erick yang mengusulkan ke Istana,” tutur sumber.
Said mengatakan pengusulan nama Ahok sebagai bos BUMN tak salah. Namun, ada tiga hal yang mesti diperhatikan Erick sebelum ia benar-benar memutuskan bakal menggandeng Ahok.
Pertama, sebagai bos BUMN, Ahok mesti memiliki kompetensi di bidang yang akan digelutinya. Kedua, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mesti teruji integritasnya. "Ahok memang kontroversial. Namun orang yang kontroversial ini perlu benar-benar dibuktikan, dia bersih atau enggak," ucapnya.
Ketiga, Ahok disebut perlu memiliki daya kepemimpinan yang baik. Said menyarankan, seumpama Ahok menjadi bos BUMN, ia mesti mengerem tutur katanya. Ia menilai selama ini Ahok kasar dan arogan sehingga kerap terjegal saat memimpin Jakarta. "Orang tegas itu yang kita harapkan. Tapi tegas bukan berarti kasar. Kalau Ahok, tegas dan kasar," ujar Said.