Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ahok Calon Kuat Komisaris, Ini Kondisi Keuangan Pertamina

image-gnews
Fasilitas 6 tangki modular dengan kapasitas masing-masing 23 Kiloliter (KL) di bandara YIA. TEMPO/Muh Syaifullah
Fasilitas 6 tangki modular dengan kapasitas masing-masing 23 Kiloliter (KL) di bandara YIA. TEMPO/Muh Syaifullah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kinerja keuangan PT Pertamina (Persero) menunjukkan tren perbaikan dalam lima tahun terakhir. Tren ini diperkirakan mampu berlanjut di tahun ini.

Analis PT Koneksi Kapital Indonesia Alfred Nainggolan menyatakan perbaikan nampak dari laba bersih yang dikantongi perseroan selama lima tahun terakhir. Laba bersih tertinggi terjadi pada 2016 yang mencapai US$ 3,15 miliar. Angkanya melonjak dari US$ 1,41 miliar di tahun sebelumnya.

Nilai laba bersih sempat turun pada 2017 menjadi sebesar US$ 2,41 miliar. "Pada 2017 ada kebijakan penyaluran BBM satu harga yang sedikit menekan karena biaya meningkat tapi harga jual tetap," katanya kepada Tempo, Kamis 14 November 2019. Namun penurunan berhasil ditahan di tahun berikutnya.

Pemerintah menugaskan Pertamina untuk menyamakan harga jual BBM bersubsidi terutama di wilayah terdepan, terluar, dan terpencil pada 2016 lalu. Harga jual premium dipatok 6.450 per liter dan solar Rp 5.150 per liter. Selama ini, kurangnya fasilitas pengisian BBM dan tingginya biaya distribusi ke wilayah tersebut menimbulkan disparitas harga. Pertamina sendiri mendapat tugas untuk membangun 160 dari target 170 lembaga penyalur BBM satu harga.

Kebijakan ini menuai polemik lantaran berpotensi menggerus keuntungan Pertamina. Direktur Utama Pertamina saat itu, Dwi Soetjipto, menyatakan perusahaan bisa merugi Rp 800 miliar. Presiden Joko Widodo ketika itu mengusulkan Pertamina memberi subsidi silang dengan dana hasil usaha Pertamina.

Kinerja Pertamina juga membaik jika dilihat dari sisi pendapatan perusahaan. Perusahaan mampu meningkatkan angkanya setelah anjlok di 2016 dengan hanya US$ 39,81 miliar. Sejak 2017 nilainya merangkak naik menjadi US$ 46 miliar dan tahun lalu mencapai US$ 57,93 miliar.

Kinerja positif keuangan Pertamina juga nampak dari peningkatan kemampuan perusahaan untuk membayar utang. "Kemampuan membayar beban keuangan semakin membaik meski dalam lima tahun terakhir utang perusahaan meningkat," ujarnya. Menurut Alfred, laba operasional yang dihasilkan Pertamina kini mencapai 11 kali lipat total beban keuangan.

Kondisi ini, menurut dia, akan berpengaruh kepada penjualan obligasi perusahaan pelat merah itu, terutama kepada investor asing. Dengan rasio pembiayaan utang yang aman, investor tak akan ragu menamamkan modal. Selain itu, perbankan pun bisa memberikan bunga kupon yang cukup rendah.

Pertamina saat ini tengah membutuhkan banyak biaya. Tahun ini perseroan mencanangkan investasi senilai US$ 4,2 miliar. Dari total dana itu, sebanyak US$ 2,5 miliar di antaranya dialokasikan untuk investasi di sektor hulu. Sementara sisanya digunakan untuk bisnis di sektor hilir serta pengolahan. Untuk menambah belanja modal yang mencapai US$ 4,5 miliar, Pertamina menerbitkan obligasi global senilai US$ 1,5 miliar.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menyatakan perseroan terus melakukan efisiensi untuk mendorong perbaikan kinerja keuangan. "Kami lakukan inovasi dari sisi teknis dan juga perbaikan business process," ujarnya.

Hingga pertengahan tahun ini, laba bersih perusahaan mencapai US$ 660 juta. Angkanya melonjak dari US$ 311 juta di periode sebelumnya. Fajriyah menuturkan kenaikan ini dipicu penurunan beban pokok penjualan sebesar 6 persen dibandingkan semester I 2018. Harga rata-rata Indonesia Crude Price (ICP) yang hanya US$ 63 per barel menjadi penyebabnya. Pasalnya di periode yang sama tahun lalu ICP mencapai US$ 66 per barel.

Fajriyah mengatakan, perusahaan juga melakukan efisiensi dengan mengurangi impor minyak mentah hingga 40 persen karena serapan dari dalam negeri yang meningkat. "Juga penurunan impor solar dan avtur karena kita sudah mandiri hingga membuat beban turun 60 persen," katanya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


SPBU Tutup karena Banjir Pantura Demak-Kudus

1 hari lalu

Warga menyaksikan jalan Pantura yang terendam banjir di Karanganyar, Demak, Jawa Tengah, Minggu, 17 Maret 2024. Banjir yang disebabkan jebolnya tanggul Sungai Wulan pascahujan deras dari wilayah hulu itu merendam jalan nasional jalur Semarang-Surabaya, sementara arus lalu-lintas dialihkan ke jalur alternatif melalui Kabupaten Jepara dan Grobogan. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
SPBU Tutup karena Banjir Pantura Demak-Kudus

SPBU di tepi Jalur Pantai Utara atau Pantura tersebut berhenti beroperasi karena terendam banjir cukup dalam.


Erick Thohir Ajak Gen-Z Sumatera Utara Paham Literasi Digital

2 hari lalu

Erick Thohir Ajak Gen-Z Sumatera Utara Paham Literasi Digital

Menteri BUMN Erick Thohir terus mengajak generasi muda khususnya generasi Z atau Gen Z agar lebih paham literasi digital.


Pertamina Patra Niaga Siap Salurkan BBM Subsidi

2 hari lalu

Pertamina Patra Niaga Siap Salurkan BBM Subsidi

Pertamina akan memastikan distribusi energi bersubsidi tahun ini dapat menjangkau masyarakat kurang mampu di seluruh pelosok negeri dengan harga terjangkau.


Pertamina Patra Niaga Siap Salurkan BBM Subsidi

3 hari lalu

Pertamina Patra Niaga Siap Salurkan BBM Subsidi

PT Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commercial & Trading, siap menjalankan penugasan pemerintah untuk penyaluran BBM bersubsidi.


Pertamina Siap Salurkan Subsidi Energi 2024 yang Tepat Sasaran

4 hari lalu

Pertamina Siap Salurkan Subsidi Energi 2024 yang Tepat Sasaran

Pemerintah dan Pertamina telah menandatangani Kontrak Subsidi Energi 2024.


8 SPBU di Semarang Berhenti Operasi Sementara karena Banjir, Berikut Daftarnya

4 hari lalu

Foto udara suasana jalur kereta api dan areal stasiun yang terendam banjir di Stasiun Tawang, Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 14 Maret 2024. Banjir yang merendam stasiun dengan ketinggian air dari 30 cm - 100 cm akibat intensitas hujan tinggi sejak Rabu (13/3/2024) di daerah itu menyebabkan pelayanan kereta api terganggu serta sejumlah rute perjalanan kereta api dibatalkan dan dialihkan ke rute kota lain baik kedatangan mapupun keberangkatan. ANTARA /Makna Zaezar
8 SPBU di Semarang Berhenti Operasi Sementara karena Banjir, Berikut Daftarnya

Sebanyak delapan stasiun pengisian bahan bakar minyak umum atau SPBU di Kota Semarang berhenti sementara karena banjir. Simak daftarnya berikut ini.


UI Umumkan 34 Calon Anggota MWA dari Unsur Masyarakat, Simak Siapa Saja yang Mendaftar

4 hari lalu

Ilustrasi Kampus Universitas Indonesia 2022. (DOK. HUMAS UI)
UI Umumkan 34 Calon Anggota MWA dari Unsur Masyarakat, Simak Siapa Saja yang Mendaftar

UI selanjutnya akan memilih enam di antaranya. Masyarakat dapat memberi masukan atas nama-nama calon tersebut.


Ulubelu Jadi 'Negeri Tiga Energi' Lewat Inovasi Energi Hijau Pertamina

4 hari lalu

Ulubelu Jadi 'Negeri Tiga Energi' Lewat Inovasi Energi Hijau Pertamina

Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Ulubelu, Kabupaten Tanggamus, Lampung.


Menelisik Aturan dan Dasar Hukum Pemerintah Mau Membatasi Pembelian Pertalite

5 hari lalu

Ilustrasi Pertalite. Dok.TEMPO/Aris Novia Hidayat
Menelisik Aturan dan Dasar Hukum Pemerintah Mau Membatasi Pembelian Pertalite

Bila ada pembatasan Pertalite, konsumen akan mengalokasikan biaya lebih banyak dan kemungkinan memunculkan kesenjangan psikologis baru di masyarakat.


Siap-siap, Pembelian Pertalite segera Dibatasi Tahun Ini

5 hari lalu

Pengendara kendaraan motor saat membeli bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di sebuah SPBU di Jakarta, Selasa 23 Januari 2024. PT Pertamina (Persero) belum menghapus BBM jenis Pertalite saat ini. Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan pihaknya saat ini masih mengkaji rencana itu. Rencana penghapusan Pertalite sebelumnya disampaikan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Ia mengatakan pihaknya mengusulkan agar mulai tahun ini tak menjual BBM yang kadar oktannya (RON) di bawah 91, sehingga menghapus Pertalite yang spesifikasinya saat ini RON 90. Keputusan ini sekaligus menegaskan Pertamina bergerak mengikuti aturan standar emisi Euro 4 dari pemerintah. Nicke mengatakan setelah Pertalite dihapus, perusahaan pelat merah ini akan menggantinya menggunakan produk baru RON 92.Produk itu adalah Pertamax Green 92 yang merupakan campuran antara RON 90 (Pertalite) dengan 7 persen Bioetanol (E7). TEMPO/Subekti.
Siap-siap, Pembelian Pertalite segera Dibatasi Tahun Ini

Pemerintah telah menyiapkan aturan pembatasan pembelian BBM subsidi, termasuk pertalite dan solar, yang akan berlaku tahun ini.