TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Pemeringkat Internasional, Moody's memberikan prospek stabil perbankan Indonesia.
Wakil Presiden Moody's sekaligus analis senior Simon Chen menyampaikan bahwa pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil Indonesia diprediksikan melemah menjadi 4,9 persen pada 2019 dan 4,7 persen tahun 2020.
Ekspektasi pertumbuhan yang lebih rendah ini berpengaruh pada kesempatan para intermediator untuk membukukan kinerja yang lebih baik.
"Namun demikian, kualitas aset bank akan tetap stabil, didukung oleh menstabilkan leverage di antara korporasi dan suku bunga yang lebih rendah," kata Simon Chen, seorang wakil presiden Moody dan analis senior, sperti dikutip dari siaran pers Moody's, Jumat 18 Oktober 2019.
Dia menilai capital buffer industri perbankan Tanah Air terjaga seiring dengan pendapatan bunga yang masih baik. Selanjutnya, Chen menuturkan hal ini masih akan mampu mendorong industri perbankan terus melanjutkan penyaluran kredit.
Selanjutnya, pertumbuhan kredit yang moderat serta suku bunga acuan yang sudah mulai turun diperkirakan dapat menjaga ketersediaan likuiditas industri perbankan.
"Hal ini cukup baik sembari menunggu pemulihan dalam margin perbankan ke depan," katanya.
Adapun, prospek stabil pada bank-bank Indonesia didasarkan pada penilaian Moody's terhadap enam penilaian, yakni lingkungan operasi (memburuk), risiko aset (stabil), modal (stabil), pendanaan dan likuiditas (stabil), profitabilitas dan efisiensi (stabil), dan dukungan pemerintah (stabil).