TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan tol laut masih dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya Indonesia bagian timur. Dia mengakui dilema yang dialami selama menjalankan program tol laut.
"Yang kami inginkan penurunan disparitas harga dan kedua meningkatkan produktifitas dari timur ke barat. Jujur kami belum maksimal, karena tidak semua tempat menghasilkan penurunan disparitas yang maksimal," kata Budi Karya dalam diskusi Melawan Hoax atau Berkawan Hoax di Grand Indonesia, Jakarta, Rabu, 11 September 2019
Dia berpendapat saat ini tol laut di daerah tertentu bisa menurunkan disparitas harga dari 10 hingga 30 persen. "Tapi kami belum puas, karena konsistensi penurunan disparitas harga tidak terjadi," ujarnya.
Menurut dia, saat ini masih banyak 'raja-raja' di daerah. "Dia borong tuh barang dari Surabaya dibawa ke sana. Dia jual 1-2 hari dengan harga yang masih oke, hari ketiga harga dia naikin lagi," kata Budi.
Karena itu, kata dia, Kemenhub akan membuat program tol laut lebih intensif dan melibatkan swasta.
Menurut Budi, tol laut bukan program abadi pemerintah. Tol laut, kata dia, bertujuan mentrigger industri pelayaran untuk mencapai kualitas yang ekonomis.
"Pada saat itu sudah tercapai, maka itu sudah komersial, di beberapa tempat sudah kami tinggalkan tidak lagi pakai subsidi, tapi swasta," ujar Budi.