TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan alokasi anggaran pendidikan pada tahun 2020 adalah sebesar Rp 505,8 triliun. Anggaran ini meningkat sekitar 2,7 persen dibandingkan tahun 2019 yang hanya Rp 492,5 triliun.
“Dengan anggaran pendidikan yang meningkat tersebut, diharapkan tidak ada lagi anak Indonesia yang tertinggal,” kata Jokowi dalam pidato RAPBN 2019 di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat, 16 Agustus 2019.
Menurut Jokowi, kemampuan dasar anak-anak Indonesia harus terus dibangun, mulai dari pendidikan usia dini dan pendidikan dasar. Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan literasi, matematika, dan sains dari anak-anak Indonesia.
Sementara di jenjang pendidikan menengah dan tinggi, kata Jokowi, pemerintah merancang pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan industri. pemerintah juga mencetak calon-calon pemikir, penemu, dan entrepreneur masa depan.
Kemudian, kata Jokowi, kebijakan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia juga akan ditekankan pada perbaikan kualitas guru, mulai dari proses penyaringan dan pendidikan keguruan. Lalu, penekanan juga dilakukan pada pengembangan pembelajaran, dan metode pengajaran yang tepat dengan memanfaatkan teknologi.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas menyatakan masih ada pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk membuat anggaran pendidikan ini efisien. Sebab pada 2015, peringkat pendidikan Indonesia yang dihitung dari The Programme for International Student Assessment (PISA) hanya berada di level 63 dari 71 negara pada 2015.