TEMPO.CO, Jakarta - The Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat (The Fed) pada Rabu kemarin baru menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penurunan tersebut merupakan tanda adanya perubahan arah kebijakan moneter dari bank sentral Amerika.
"Ya penurunan bunga ini kan berarti tanda bahwa mereka berubah arah dari kebijakan moneternya," kata Sri saat ditemui di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, 1 Agustus 2019.
Sri Mulyani mengungkapkan, penurunan suku bunga The Fed juga berguna untuk mengurangi tekanan bagi negara-negara berkembang. Karena dulu saat ada kenaikan, ini berdampak bagi aliran modal yang cenderung keluar yang memunculkan perubahan nilai tukar itu sendiri.
"Maka posisi ini tentu akan berdampak kepada daerah, negara-negara yang akan memiliki space lagi dari sisi cost of money lebih rendah, likuiditas ya juga jauh lebih rileks," kata Sri Mulyani.
Sebelumnya, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), badan penetapan suku bunga The Fed, telah memangkas target suku bunga acuan federal fund (FFR) sebesar 25 basis poin ke kisaran 2 persen hingga 2,25 persen.
"Sepanjang tahun ini, pertumbuhan global yang lemah, ketidakpastian kebijakan perdagangan, dan inflasi yang diredam telah mendorong FOMC untuk menyesuaikan penilaiannya terhadap jalur suku bunga yang tepat," kata Ketua Fed Jerome Powell pada konferensi pers, Rabu sore, 31 Juli 2019.
ANTARA