TEMPO.CO, Balikpapan - Sejak mengambil alih blok Mahakam, lifting migas Pertamina Hulu Mahakam masih di bawah target pemerintah. Blok migas yang menjadi primadona nasional itu ditarget memproduksi 50.400 barel minyak per hari (BOPD), 48.271 BOPD kondensat, dan 1.110 MMSCFD gas. Namun, realisasi lifting minyak Blok Mahakam baru sebesar 39.695 BOPD untuk periode Januari hingga Mei ini. Lifting gas pun melorot drastis dari harapan pemerintah, yakni sebesar 664 MMSCFD.
Baca: Penerimaan Devisa Migas Naik, Cadangan Devisa Capai USD 124,5 M
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) menjadi pusat perhatian menguasai wilayah kerja Mahakam di Kalimantan Timur (Kaltim), Januari 2018 silam. Anak usaha Pertamina ini mengambil alih operator lama, Total E&P Indonesie (TEPI) yang sudah menguasainya selama 50 tahun.
“Mayoritas wilayah kerja di Kaltim memang sudah tua usianya di atas 50 tahun,” kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Kalimantan dan Sulawesi, Syaifudin, Sabtu 29 Juni 2019.
Meskipun begitu, kata Syaifudin, produksi migas PHM semester pertama masih mendominasi di antara kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) Kaltim.Total lifting minyak Kaltim sebesar 69.876 BOPD dengan rincian kontribusi PHM 57 persen, PHKT 11,55 persen, PHSS 9,78 persen, PEP Kaltim 6,47 persen, Chevron Makassar 1,5 persen dan Chevron Rapak 1 persen.
Sedangkan untuk lifting gas Kaltim yang mencapai 1.434 MMSCFD, kontribusi PHM 46 persen, Eni Muara Bakau 42 persen, PHSS 5 persen, Chevron Rapak 4 persen, dan PHKT 3 persen.
Syaifudin mengapresiasi kemampuan PHM dalam pengendalian penurunan produksinya. Menurutnya, bukan perkara gampang mengelola wilayah kerja migas tua yang membutuhkan penanganan intensif. Kami menghargai usaha sudah dilakukan PHM selama setahun terakhir,” ujarnya.
Baca: Genjot Pertumbuhan, Sri Mulyani: Butuh Investasi Rp 5.823 Triliun
Adapun Pertamina Hulu Indonesia belum mau berkomentar soal produksi Blok Mahakam. “Seluruh kebijakan pemberitaan ditangani PHI maupun perseroan,” kata Head of Communication Division PHM, Handri Ramdhani.
Demikian pula pernyataan Manager External Communication Pertamina, Arya Dwi Paramita. “Nanti saya hubungi pihak PHM dulu, atau sore nanti diberi jawaban,” tuturnya.
Simak berita terbaru tentang lifting migas di Tempo.co
SG WIBISONO