TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan transportasi umum yang mungkin dikembangkan bila pemerintah sepakat memindahkan ibu kota ke Kalimantan ialah moda angkutan sungai. Sungai di Kalimantan potensial menjadi konektor karena membentang di hampir semua wilayah.
Baca juga: Jokowi Tinjau Alternatif Ibu Kota Baru di Gunung Mas Kalteng
"Sekarang saya sedang mengkaji sungai di Kalimantan dikembangkan untuk transportasi air. Sungainya besar-besar dan dalam," ujar Budi Setiyadi saat ditemui di kantornya, Jumat, 10 Mei 2019.
Adapun moda transportasi yang direncanakan untuk lalu-lintas di sungai adalah kapal-kapal motor atau boat. Tanpa merinci butuh waktu berapa lama mengembangkan moda transportasi air, Budi Setiyadi yakin pembangunan infrastruktur cepat kelar bila ada sokongan dari pemangku kebijakan terkait.
Selain transportasi air, pengembangan konektivitas yang mungkin dilakukan di calon ibu kota adalah transportasi darat. Budi mencatat, banyak ruang lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai akses moda darat, seperti bus. Ia mencontohkan, beberapa jalur bahkan telah siap dilalui angkutan, misalnya dari Pontianak ke Entikong atau remote area.
"Saya lihat, dari Pontianak sampai Entikong tidak ada hambatan. Enggak terlalu besar jalannya, tapi mulus. Infrastruktur pengembangan kota juga sangat bagus," ucapnya.
Saat ini, Kemenhub mencatat moda darat di Kalimantan sudah cukup bervariasi. Misalnya Damri dan bus-bus subsidi. Budi juga menyebut telah tersedia bus-antarnegara yang menghubungkan Kalimantan dengan Malaysia dan Brunei Darussalam.
Sedangkan angkutan logistik telah dikembangkan di Entikong dengan pembangunan dry port. Dry port memungkinkan laju akses barang impor dan ekspor menjadi lebih cepat.