Koesmayadi mengatakan, kantornya tengah mengupayakan perbaikan tata niaga untuk memenuhi lonjakan kebutuhan telur jelang Ramadan dan Lebaran. Salah satunya menjajaki kerja sama dengan daerah sentra produsen telur untuk memastikan pasokan telur buat daerah yang permintaannya tinggi, seperti Kota Bandung. “Kita akan mengatur tata niaganya,” kata dia.
Kepala Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Jawa Barat Mohamad Arifin Soedjayana mengatakan, kebutuhan telur untuk Kota Bandung saat ini paling banyak dipasok dari Semarang. “Pengakuan distributor di Pasar Baru, itu ngambil bukan dari Blitar tapi dari Semarang. Dengan demikian distribusinya bisa panjang,” kata dia, Kamis, 25 April 2019.
Arifin mengatakan, sudah menjajaki kemungkinan kerja sama dengan pemerintah Blitar untuk mencari pemasok telur bagi Jawa Barat. Peternak di sana setuju, tapi kami khawatir dengan kualitas telurnya karena lama perjalanan menuju Jawa Barat. Saat ini juga tengah dicoba merintis pasokan telur dari Ciamis dan Tasikmalaya.
aca juga: Bulog Siapkan Cadangan Beras Pemerintah untuk Korban Tsunami
Menurut Arifin, harga telur rentan dipermainkan karena rantai distribusinya yang relatif panjang. “Pedagang besar, bandar, pengecer, baru masuk ke konsumen. Bayangkan jalur distribusi seperti itu. Kalau dimainkan oleh pedagang besar atau bandar, mau tidak mau akan ke sebelah sini dampaknya,” kata dia.
Arifin mengklaim, pasokan bahan makanan menjelang Ramadan dan Idul Fitri 2019 relatif stabil dari segi stok. Beras misalnya, saat ini berada di penghujung panen raya sehingga harga cenderung turun. “Sekarang panen masih dan sedang berlangsung, walaupun sudah mau di akhir. Harga beras saat ini berada di bawah harga acuan karena baru panen, stok banyak. Mudah-mudahan terus bisa bertahan dengan stok yang ada,” kata dia. .
AHMAD FIKRI