TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan menyiapkan 8,59 juta kursi penumpang pesawat selama 16 hari pada masa mudik lebaran 2019. Dirjen Perhubungan Udara Polana B. Pramesti mengatakan masa angkutan Lebaran dimulai pada 29 Mei hingga 13 Juni 2019 atau H-7 hingga H+7. Penambahan kapasitas kursi berdasarkan proyeksi realisasi extra flight domestik dan internasional periode 4 tahun terakhir.
Simak: Antisipasi Arus Balik Mudik, Jalur Nagreg Diberlakukan Buka-Tutup
"Total kapasitas selama masa angkutan Lebaran adalah 8,59 juta kursi terdiri dari 6,36 juta penerbangan domestik dan 2,23 juta penerbangan luar negeri," kata Polana, Senin, 22 April 2019.
Dia menambahkan, rata-rata kapasitas per hari mencapai 397.879 kursi untuk penerbangan domestik di 36 bandara yang dipantau. Adapun, pada penerbangan internasional di tujuh bandara mencapai 139.416 kursi.
Sementara itu, prediksi jumlah penumpang dalam periode yang sama mencapai 5,78 juta orang, atau meningkat 3,17 persen dibandingkan dengan realisasi pada 2018 yang sebesar 5,60 juta orang. Perinciannya, 4,91 juta penumpang rute domestik dan 867.042 penumpang rute luar negeri.
Pertumbuhan jumlah penumpang rute luar negeri selama mudik lebaran diprediksi mencapai 7,88 persen atau lebih banyak dibandingkan dengan rute domestik sebesar 2,38 persen kendati melambat dari realisasi tahun sebelumnya yakni 11,16 persen.
Polana menyebut, terjadi perlambatan pertumbuhan untuk rute domestik dari realisasi sebelumnya hanya mampu tumbuh 4,49 persen karena salah satunya akibat perpindahan moda transportasi ke jalur darat melalui tol maupun kereta api.
Pihaknya menjelaskan, total pesawat yang dioperasikan oleh 12 maskapai selama mudik lebaran sebanyak 547 unit. Maskapai yang mengoperasikan pesawat terbanyak adalah Garuda Indonesia Group, yakni 244 unit.
Garuda menjadi maskapai dengan operasional pesawat terbanyak karena mencakup Citilink Indonesia, Sriwijaya Air, dan NAM Air. Maskapai kedua adalah Lion Air Group dengan jumlah 233 unit.
BISNIS