Volume ekspor Maret tercatat naik hampir 10 persen, sedangkan volume ekspor nonmigas naik 17,72 persen ketimbang bulan lalu. "Lonjakan volume ekspor mampu mengurangi pengaruh dari penurunan harga rata-rata ekspor Indonesia," ujar Erani. Pada Maret 2019, harga rata-rata total ekspor turun 4,6 persen (mom), sedangkan harga rata-rata nonmigas turun 4 persen (mom).
Erani memaparkan, nilai ekspor ke seluruh kawasan meningkat kecuali ke Uni Eropa. Pada Februari kinerja itu menunjukkan signifikan. Nilai ekspor Maret ke ASEAN naik 13 persen ketimbang bulan lalu; Uni Eropa turun tipis 0,6 persen; Cina naik 28,4 persen; Jepang 13 persen; Amerika Serikat 8,4 persen; India 10 persen; Australia 8,5 persen; Korea Selatan 8,2 persen; dan Taiwan 55,7 persen.
Total ekspor 13 negara tujuan utama naik 13,3 persen dan ekspor ke negara lainnya naik 12,3 persen pada Maret 2019. Padahal, pada bulan sebelumnya, total ekspor ke 13 negara tujuan utama turun 10,5 persen dan ekspor ke negara lainnya turun 8,21 persen.
Baca: BI: Kegiatan Dunia Usaha Meningkat pada Triwulan I 2019
"Kenaikan nilai ekspor ke negara-negara tujuan ekspor memberikan optimisme terhadap perbaikan neraca perdagangan. Di samping itu, pemerintah terus meningkatkan jangkauan ke negara-negara nontradisional, seperti kawasan Afrika," kata Erani.
Erani juga menggarisbawahi nilai ekspor yang tumbuh melebihi nilai impor Maret. BPS mencatat, nilai impor Maret naik 10,3 persen dibanding bulan sebelumnya. Adapun nilai ekspor tumbuh 11,71 persen. Dengan demikian, ia menilai upaya pemerintah menekan impor dan meningkatkan ekspor mulai menunjukkan hasil. "Dengan langkah tersebut, maka neraca perdagangan diharapkan surplus hingga akhir tahun."
CAESAR AKBAR