TEMPO.CO, Jakarta - Kartu Indonesia Pintar atau KIP Kuliah direncanakan berbeda dengan Beasiswa Bidik Misi yang selama ini sudah disalurkan oleh pemerintah bagi mahasiswa kurang mampu. Program KIP Kuliah justru ditargetkan bisa melengkapi program Bidik Misi.
BACA: Jokowi Promosikan KIP Kuliah di Deklarasi Alumni Jabar Ngahiji
"Saya kira itu berbeda, konsep dasarnya adalah bagaimana kita bisa memenuhi akses penduduk usia kuliah yang semakin banyak," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi Ainun Naim di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Selasa, 12 Maret 2019.
Ainun menyebut hingga kini konsep detail dari KIP Kuliah masih belum rampung dirumuskan. Namun, ia melihat masih ada ruang atau ada masyarakat yang mampu secara akademik tapi belum masuk kriteria Bidik Misi. "Ini sedang kami identifikasi."
BACA: Jokowi Beberkan Alasan di Balik Keluarnya KIP Kuliah
Di samping itu, Ainun mengatakan Bidik Misi memang belum bisa menerima semua pendaftar. Banyak pendaftar beasiswa tersebut yang belum bisa diterima, salah satunya karena keterbatasan anggaran.
Saat ini kriteria yang sudah dipastikan untuk pemegang KIP Kuliah adalah anak-anak dengan perekonomian kurang mampu. Untuk kriteria lainnya masih akan dikaji. Meski, secara umum mereka masih akan mendapatkan fasilitas yang sama dengan penerima Bidik Misi, yaitu dibayari uang kuliah, biaya hidup, hingga buku kuliah.
Ainun menargetkan konsep KIP Kuliah rampung secepatnya, bahkan bisa diterapkan tahun ini. "Tapi anggaran tahun ini kan sudah ada, meski kalau diperlukan nanti kan ada APBN Perubahan," kata dia.
Saat ini, anggaran untuk Bidik Misi adalah sekitar Rp 4 triliun hingga Rp 4,5 triliun. Adapun pada 2019 beasiswa Bidik Misi bakal diberikan kepada 430.961 penerima. Ainun memastikan anggaran itu akan naik seiring dengan digulirkannya KIP Kuliah. Meski, ia belum mau mengatakan berapa jumlah penerima KIP Kuliah itu.
KIP Kuliah belakangan terus didengungkan oleh Calon presiden inkumben Joko Widodo. Jokowi mengatakan kartu itu bagian dari programnya kelak saat terpilih kembali.
Kartu KIP Kuliah diklaimnya akan memudahkan anak-anak muda dari keluarga kurang mampu mengecam pendidikan tinggi. Ia menceritakan pengalamannya menjadi anak orang yang tidak mampu. “Saya merasakan sendiri mau sekolah sulit, mau kuliah sulit.” Kartu itu, kata Jokowi, penting bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu agar bisa kuliah.
Jokowi mengklaim kartu itu bisa dimanfaatkan untuk membantu biaya kuliah di dalam negeri juga di luar negeri. Rancangan ini dimulai tahun depan. “Kuliah tidak hanya di dalam negeri, tapi juga di luar (negeri).”