TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyinggung soal banyaknya penyebaran informasi yang salah atau hoax menjelang Pemilihan Presiden 2019. Luhut mengaku kecewa karena yang akan menanggung akibatnya adalah anak muda Indonesia.
BACA: Luhut Tidak Bantah Ada Pertemuan Jokowi dan Bos Freeport
"Mau pilih 2 (Prabowo Subianto) dan 1 (Joko Widodo atau Jokowi) suka-suka mu, jangan kamu rusak pikiran anak-anak muda itu informasi yang salah," kata usai menghadiri acara diskusi di Gedung Center for Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta Pusat, Jumat, 22 Februari 2019. Acara ini tak hanya dihadiri oleh perwakilan institusi lokal, namun juga media asing dan perwakilan kedutaan besar asing di Indonesia.
Menurut Luhut, pemerintah terpaksa menghabiskan waktu hingga sekitar 30 persen banyaknya demi mengklarifikasi isu-isu hoaks yang muncul. "Untuk menjelaskan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dijelaskan," kata dia. Selain penyebaran hoaks, Luhut pun juga menyindir pihak-pihak yang hanya sekedar menyampaikan kritik atas kinerja pemerintah, tapi sama sekali tak menawarkan solusi.
BACA: Said Didu Ungkap Sumber Dana Pembelian Lahan Prabowo di Kaltim
Dalam kesempatan ini, Luhut juga memberikan klarifikasi atas beberapa informasi yang berkembang di masyarakat yang menurut dia salah. Pertama yaitu soal pertemuan diam-diam antara Presiden Jokowi dengan Bos Freeport McMoran Inc, James R. Moffet alias Jim Moffet. "Ya bertemu presiden kan belum tentu sering-sering juga, saya juga bertemu Moffet juga, gak ada masalahnya," kata Luhut.
Lalu ada juga masalah pembangunan jalan desa sepanjang 191 ribu kilometer yang disampaikan Jokowi saat Debat Capres kedua pada Minggu, 17 Februari 2019. Pernyataan itu banyak dikritik pihak Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno dan menganggap Jokowi berbohong.
"Yang bilang bohong itu dia yang bohong," ujarnya.
Walau begitu, sejumlah pihak juga kerap mengkritik informasi salah yang disampaikan oleh Jokowi sendiri. Pertama soal impor beras yang menurun dalam empat tahun terakhir. "Begitu disampaikan soal beras itu, itu ga benar, dari data bulanan yang saya kumpulkan ga benar, Jokowi bilang menurun, entah siapa yang bilangin itu," kata dia dalam diskusi di Gedung CSIS, Jakarta Pusat, Senin, 18 Februari 2019.
Lalu di hari yang sama, Jokowi juga meralat ucapannya yang mengklaim tidak ada kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dalam kurun tiga tahun terakhir saat Debat Capres kedua. "Saya sampaikan kami bisa mengatasi kebakaran dalam tiga tahun ini, artinya bukan tidak ada, tapi turun drastis, turun 85 persen lebih," katanya di Pandeglang, Banten.
Baca berita lainnya tentang Luhut di Tempo.co.