Aca mengatakan saat ini PLN sebagai pelaksana tugas pembangun SPLU telah memulai membahas penambahan SPLU yang ada. Lokasi-lokasi yang dipilih berada di tempat strategis yang memiliki tempat luas untuk memparkir kendaraan, seperti parkiran mall, kantor pemerintahan, hingga tempat parkir umum.
Saat ini, kebanyakann SPLU yang ada berjenis SPLU normal charging. Untuk mobil listrik, SPLU jenis ini akan memakan waktu lama agar daya penuh. "Akan ada penambahan juga untuk yang fast charging," kata Aca.
Ikhsan mengatakan saat ini ada 1.800 SPLU normal charging yang tersebar di area Jakarta. Tahun ini rencananya akan ada penambahan hingga 2.000 titik. "Namun masih kami evaluasi. SPLU lama yang tak efektif digunakan akan kami pindahkan lokasinya," kata Ikhsan.
Tak hanya SPLU normal yang berdaya 23 kilo volt ampere, PLN juga berencana menambah fast charging yang diperuntukan untuk mobil listrik. Namun Ikhsan mengatakan saat ini jumlahnya belum dapat dipastikan. Mereka masih mencari lokasi yang paling strategis untuk membangun SPLU ini. Titik-titik rawan kemacetan hingga rest area menjadi target awal PLN.
"Rencannaya fast charging ini akan diadakan di lima titik dulu," kata Ikhsan.
Untuk pengadaannya, Ikhsan mengatakan PLN terbuka untuk bekerja sama dengan pihak manapun yang mau membangun SPLU. Ia mengatakan saat ini minat investor dari dalam maupun luar negeri cukup besar terhadap industri mobil listrik ini. Tak hanya untuk pembangunan SPLU, namun juga untuk jual beli battery swap kendaraan listrik.
Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Kementerian Energi, Wanhar, juga mengatakan minat investor sebenarnya tinggi. Namun mereka masih ragu untuk mulai bergerak karena belum ada regulasi pasti yang dapat menjamin bisnis mereka. "Orang-orang masih belum berani extend karena belum ada perpres nya," kata Wanhar.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan Peraturan Presiden mengenai kendaraan listrik diharapkan dapat diterbitkan dalam waktu dekat. Ia mengatakan pemerintah ingin memulai pengembangan industri kendaraan bermotor listrik. Apalagi, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi pemain kendaraan bermotor listrik karena Indonesia memilki baterai lithium.
Optimisme ini seiring dengan peletakan batu pertama pembangunan pabrik komponen utama lithium baterai dari bahan dasar nikel di kawasan industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah, pada pertengahan Januari lalu.