TEMPO.CO, Jakarta - PT Angkasa Pura II mulai mengembangkan sayap bisnis dengan mencoba masuk pada bisnis pengelolaan bandara di negara-negara Asia Tenggara. Salah satu akan segera memperoleh kepastian adalah pengelolaan Bandara Internasional Clark di Kota Angeles City, sekitar 90 kilometer arah barat laut dari Manila, Ibu Kota Filipina.
Baca juga: Angkasa Pura II Turunkan Belanja Modal 2019 Hingga 41,1 Persen
"Kami sedang ikut tender, hasil katanya diumumkan sebelum Natal," kata Direktur Utama Angkasa Pura II Awaluddin saat ditemui di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten, Sabtu, 15 Desember 2018.
Nantinya, kata Awaluddin, Angkasa Pura II akan terlibat pengelolaan dalam konsorsium yang berisi sejumlah perusahan-perusahaan lain. Dalam konsorsium tersebut, terdapat pula perusahaan swasta asal Filipina dan grup maskapai penerbangan AirAsia.
Dalam konsorsium itu, Angkasa Pura II memiliki kepemilikan 35 persen dan harus menyetorkan dana sebesar Rp 350 miliar. Sementara, investasi dari konsorsium ini di Bandara Clark maksimal adalah 40 persen. Sebab di aturan negara Filipina, investasi dalam negeri haruslah minimal 60 persen.
Selain di Filipina, Angkasa Pura II juga bersiap-siap untuk masuk mengelola salah satu bandara di Thailand. "Sedang dibuka (tender), kami sedang persiapan," kata Awaluddin. Tapi dia enggan menyampaikan bandara apa di Thailand yang tengah "diburu" oleh perusahaannya.
Jika menang tender di Filipina, maka ini akan jadi ekspansi pertama dari Angkasa Pura II di pasar internasional. Menurut Awaluddin, BUMN seperti Angkasa Pura II memang harus menjadi agen pertumbuhan sekaligus bisa berekspansi ke luar negeri. "Jadi kami ingin buktikan kalau BUMN tidak jago kandang saja," ujarnya.