Hal senada disampaikan oleh CEO PT Mega Perintis (Manzone) Afat Adinata. Ia mengatakan, perusahaan juga telah menyadari besarnya pengaruh generasi milenial dalam bisnis fesyen. Berdasarkan survei internal yang dilakukan, porsi pelanggan Manzone yang berumur di bawah 26 tahun mencapai 44 persen.
Meski demikian, Afat mengatakan perusahaan memang sudah menjadikan generasi milenial (laki-laki) sebagai target pasarnya. Hanya saja, perusahaan tidak hanya akan bertahan pada generasi melenial, tetapi juga akan tetap menemani mereka hingga beranjak dewasa. "Jadi, kami ingin lebih menjangkau life cycle generasi milenial tersebut," tuturnya.
Untuk mengoptimalkan belanja generasi milenial, Manzone lebih memilih saluran pemasaran dari kegiatan goes to campus. "Kami ingin lebih dekat dengan generasi milenial. Kami secara rutin kami melakukan event manzone goes to campus, memberikan kuliah umum terkait dengan entrepreneurship dan management di industri ritel fesyen ," kata Afat.
Di lain pihak, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan mengatakan mal juga melakukan penyesuaian dalam caranya mengelola. Bahkan, Stefanus mencatat mal kelas menengah memiliki porsi kunjungan generasi milenial hingga 70 persen.
Menurust Stefanus, publik sudah memahami yang paling banyak belanja itu adalah kalangan milenial antara umur 20-34 tahun. "Jadi, tidak heran jika pengelola pusat perbelanjaan juga memfokuskan strategi pada optimalisasi kunjungan generasi milenial," ujarnya.
Adapun untuk memanfaatkan potensi kunjungan tersebut, sebagian besar pengelola pusat perbelanjaan telah menghias mal dengan spot-spot menarik buat generasi milenial berfoto. "Setiap tahun kami coba untuk mengubah tema mal, kami buat tempat menarik yang instagramable, dan kami juga minta tenant untuk mengubah interiornya," tutur Stefanus.
Baca: Rayakan 42 Tahun, BTN Luncurkan KPR untuk Milenial
Selain itu, kata Stefanus, pengelola pusat perbelanjaan juga lebih aktif menggandeng komunitas komunitas generasi milenial, baik secara langsung maupun melalui sosial media. "Daripada harus mengadakan acara kontes menyanyi, kami sekarang lebih fokus pada komunitas generasi milenial ini. Mereka lebih cepat untuk diarahkan kunjungannya," ujarnya.
BISNIS