Jakarta- Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) merayakan hari jadinya yang ke-42 di Hotel Kempnski Jakarta, Senin, 10 Desember 2018. Dalam acara ini, BTN meluncurkan produk cicilan rumah untuk generasi milenial.
Baca juga: BTN: Startup Menjadi Tantangan Sekaligus Peluang bagi Perbankan
"Pertumbuhan ekonomi khususnya sektor properti tidak lepas dari peran para milenial. Bank BTN menilai milenial bukan hanya menjadi objek tapi juga subjek yang akan menjadi pendorong utama sektor properti,” ujar Direktur Utama Bank BTN Maryono dalam sambutannya Senin.
Maryono menjelaskan, BTN sudah mengeluarkan program KPR Gaeesss pada triwulan III. Program tersebut ditujukan kepada generasi muda, dengan skema cicilan kredit rumah menyesuaikan kemampuan generasi milenial. Selain itu, BTN mengajak milenial menjadi pengusaha di bidang properti lewat pelatihan atau workshop yang disiapkan Housing Finance Center (HFC) dari BTN.
Bank BTN, ujar Maryono, optimistis dengan strategi yang ada akan dapat menggapai demand milenial dari seluruh lapisan masyarakat seperti Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), kelas menengah ataupun atas, dan setiap generasi, baik milenial, generasi X, Baby Boomers dan lain sebagainya. Untuk itu, Bank BTN terus berinovasi mengembangkan produk KPR disesuaikan dengan perkembangan ekonomi dan kemampuan masyarakat Indonesia.
Realisasi KPR yang diberikan oleh Bank BTN, ujar Maryono, sudah mencapai 4,2 juta unit rumah, baik dalam bentuk KPR subsidi maupun non subsidi. Adapun nilai KPR yang sudah terealisasi telah mencapai lebih dari Rp 257,6 triliun. "Pada tahun 2019, kami mematok pertumbuhan kredit sekitar 15 persen, dengan mengandalkan KPR sebagai pendorong utama selama Pemerintah memantapkan Program Satu juta rumah," tutur Maryono.
Maryono optimistis 2019 , Bank BTN dapat menyalurkan pembiayaan KPR BTN sekitar 850 ribu unit rumah. Jumlah tersebut naik 100 ribu unit dibandingkan target tahun ini yang sebesar 750 ribu unit.
Hal tersebut, kata Maryono, berdasarkan pertumbuhan KPR berdasarkan perhitungan rata-rata per tahun sejak 2014-2018 berada di angka 22,6 persen. "Pertumbuhan tersebut lebih pesat dibandingkan tahun 2014 karena dimotori oleh Program Satu Juta Rumah bergulir diikuti oleh sejumlah kebijakan diantaranya relaksasi Loan To Value dari Bank Indonesia," kata dia.
Maryono menilai, pekerjaan rumah untuk mengurangi backlog perumahan yang ditargetkan bisa turun hingga 5,4 juta rumah pada 2019 bukan hanya milik Bank BTN, ataupun pengembang dan pemerintah namun juga seluruh masyarakat bisa ikut berperan.
“Pertumbuhan properti juga disokong oleh sinergi BUMN dalam pengembangan kawasan Transit Of Development yang makin marak, kawasan hunian di wilayah tersebut akan menyerap banyak peminat khususnya milenial dan harus didukung oleh pembiayaan dari perbankan,” tutur Maryono.
Baca berita BTN lainnya di Tempo.co