TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Sub Komite Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo mengatakan salah satu alat sonar untuk mencari Cockpit Voice Recorder (CVR) black box Lion Air JT 610 sempat rusak. "Kemarin ada alat pendeteksi yang rusak, tapi sudah diperbaiki dan besok sudah bisa digunakan," kata dia di Kantor KNKT, Senin, 5 November 2018.
Baca: Menhub Pastikan Tak Akan Bekukan Rute Lion Air
Nurcahyo mengatakan alat rusak tersebut yang dibawa oleh Kapal Baruna Jaya. Alat pendeteksi lainnya ada di kapal yang dioperasikan oleh Basarnas dan Kopaska. Sehingga, pencarian saat ini tetap berlangsung.
Kepala Komite Nasional Keselamatan dan Transportasi, Soerjanto Tjahjono mengatakan sinyal CVR sempat hilang. Namun pihaknya terus mengupayakan agar rekaman tersebut dapat ditemukan. Rekaman tersebut nantinya yang akan dijadikan acuan dalam investigasi KNKT.
Pengunduhan data FDR dilakukan KNKT dengan bantuan dua investigator dari Australian Transport Safety Bureau (ATSB). Mereka datang sejak Sabtu sore, 3 November pukul 18.00 WIB. "Data tersebut akan dianalisa, masih ada satu kotak hitam lagi," kata Soerjanto.
Saat ini, KNKT berhasil mengunggah grafik dari Flight Data Recorder (FDR) pesawat tersebut. Hasilnya, kata Soerjanto, indikator kecepatan pesawat mengalami kerusakan.
Soerjanto Tjahjono mengatakan kerusakan pada penunjuk kecepatan bukan hanya terjadi pada penerbangan Soekarno-Hatta menuju Pangkal Pinang saja. Katanya, kerusakan penunjuk kecepatan terjadi pada tiga penerbangan sebelumnya.
Baca: Lion Air Bantah Gaji Pilot Rp 3,7 Juta
Pada kamis, 1 November 2018, KNKT menerima Black Box Lion Air JT 610 dari Basarnas pada 19.10 WIB dan langsung disimpan di tempat yang mereka jamin aman. Black Box ini ditemukan pada 10.05 pagi oleh tim gabungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), TNI Angkatan Laut, serta Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas).