TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengakui bahwa pelayanan yang diberikan pemerintah daerah di Sulawesi Tengah masih belum maksimal untuk melayani masyarakat pada hari ke-12 usai bencana gempa bumi dan tsunami. "Bahwa pelayanan itu belum maksimal iya, karena juga banyak keluarga mereka yang menjadi korban, ya kan?" kata Presiden seusai menghadiri Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) tahun 2018 di Jakarta, Rabu, 10 Oktober 2018.
Baca: Jokowi: Anggaran Pertemuan IMF untuk Infrastruktur di Bali
Seperti diketahui gempa dengan magnitudo 7,4 mengguncang Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, pada Jumat, 28 September 2018 lalu. Gempa tersebut mengakibatkan sedikitnya korban tewas 2.002 jiwa. Sedangkan korban luka berat mencapai 4.084 orang, hilang 671 orang dan 74.044 jiwa warga yang mengungsi dan tersebar di 103 titik.
Jokowi menyatakan bisa memaklumi aparat pemerintah daerah yang belum maksimal karena bisa jadi di antaranya karena rumah mereka roboh akibat gempa tersebut. "Mereka sendiri yang rumahnya roboh tidak 1, 2 atau 3 orang," ucapnya.
Tak hanya itu, Jokowi juga mencontohkan, semangat aparat kepolisian di Palu pada awalnya sempat drop juga karena lebih dari 200 orang terseret oleh tsunami dan belum ditemukan. "Baru ketemu 30 (orang) dari informasi yang saya terima," ujar Presiden.
Namun kondisi saat ini, menurut Jokowi, aktivitas perekonomian masyarakat berangsur-angsur pulih, misalnya di Pasar Masomba di Jalan Tanjung Dako, Palu, dengan pedagang yang sudah mulai berjualan seperti biasa. "Kondisi seperti itu harus kita ketahui, jangan mendesak-desak. Ini mendesak, itu mendesak, kondisi lapangan berbeda dengan yang seperti kita bayangkan," ujar Presiden.
Yang paling penting, kata Jokowi, sejumlah fasilitas dasar untuk masyarakat juga sudah pulih. "Yang paling penting menurut saya BBM sudah baik, listrik sudah di atas 70 persen (menyala). Saya kira kecepatan seperti itu harus kita apresiasi kepada yang mengerjakan di lapangan, yang mengoperasikan lagi tiang yang roboh, yang membetulkan kabel-kabel yang terputus, kerja berat tanpa peralatan yang memadai karena memang dikerjakan manual," katanya.
Dari tujuh gardu listrik yang rubuh, menurut Presiden, saat ini sudah beroperasi hampir 70 persen. "Gempa seperti ini memerlukan waktu untuk masuk dan normal kembali. Jangan sampai banyak yang berkomentar tapi tidak mengerti di lapangan," kata Jokowi.
Baca: Anggaran IMF-World Bank Rp 855 Miliar Disetujui Jokowi, Bukan SBY
Namun begitu, menurut Presiden, pihak TNI, Polri, kementerian pusat dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah bekerja maksimal. "Masih ada kekurangan iya, saya akui iya, karena keadaannya tidak pada posisi ideal dan normal untuk menyelesaikan masalah itu," ucap Jokowi.
ANTARA