TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan gempa bumi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, beberapa waktu lalu adalah konsekuensi dari lokasi negara Indonesia di cincin api.
BACA: Gempa Lombok, PUPR Segera Dirikan Bangunan Tahan Gempa
"Kalau kita lihat dari tahun 2004 sampai sekarang, gempa bumi di Aceh, Nias, Mentawai, terus kemudian Bengkulu, Jawa, Bali, NTT, NTB, kemudian di Palu itu konsekuensi kita negara berada diatas ring of fire," ujar Luhut di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Senin, 1 Oktober 2018.
Luhut mengatakan potensi gempa bagi negara yang berada di lokasi cincin api sangatlah besar. Itu adalah dampak dari kerak bumi yang terus bergerak.
"Jadi pasti terjadi satu kali 60 tahun, 100 tahun atau berapa tahun, pasti akan terjadi pelepasan energi yang menimbulkan bermacam gempa itu," ujar Luhut.
Kini, perkaranya adalah Indonesia masih belum memiliki rencana kontijensi yang bulat ketika bencana datang. Ia bersepakat dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk membuat rencana tersebut.
Rencana kontijensi, kata Luhut. akan menjadi rencana persiapan kala bencana melanda. Rencana itu meliputi berbagai macam hal, misalnya soal mobilisasi alat berat. "Dan rencana itu bisa saja melibatkan dunia internasional."
Selanjutnya, Luhut menyatakan bencana di Palu dan Donggala itu tidak perlu ditetapkan sebagai bencana nasional. "Karena penanganannya sudah lebih dari bencana nasional," ujar Luhut.
Luhut tidak memungkiri bencana gempa dan tsunami itu telah memberi duka yang mendalam bagi masyarakat. Namun, menurut dia, penanggulangan bencana di bawah Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan sudah cukup bagus.
"Selesai emergency ini, apa pembangunan berikutnya menjadi isu, jadi kita tidak boleh menangis berlama-lama dalam kesedihan kita. Karen sudah, kejadian itu sangat sedih sekali," kata Luhut. Ia pun memuji langkah Presiden Joko Widodo yang pergi meninjau langsung ke lokasi bencana tersebut.
"Itu sangat bagus, beliau juga berjanji ke sana lagi pekan depan untuk melihat progress," tutur Luhut.
Berdasarkan laporan dari lapangan, Luhut mengatakan sejumlah alat berat sudah mulai masuk ke Palu dan Donggala. Selain itu, jaringan telepon dan listrik pun mulai hidup. Pasokan makanan juga sudah mulai diangkut oleh TNI dari Makasar dengan pesawat Hercules.
"Rumah Sakit Angkatan Laut di KRI Sudarsono juga sudah ke sana. Jadi saya pikir overall penanganan oleh pemerintah sudah sangat cepat," kata Luhut.