TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan izin kepada empat penerbangan komersil yang mengangkut penumpang dari Bandara Mutiara Sis Aj-Julfri, Palu Sulawesi Tengah. Padahal, slot yang tersedia untuk 15 penerbangan, namun masih diutamakan untuk penerbangan logistik bantuan.
"Kemenhub melakukan upaya-upaya agar pergerakan penumpang dan logistik lebih baik. Hari ini kita memang merencanakan di Bandara Mutiara Al Jufri dilaksanakan lebih efektif dan lebih banyak dari kemarin," kata Budi Karya di Kantor Kemenhub, Senin, 1 Oktober 2018.
Budi menjelaskan beberapa penerbangan yang diberikan izin antara lain Garuda Indonesia, Wings Air, Nam Air dan My Indo. Masing-masing maskapai tersebut diberikan satu hingga dua slot untuk penerbangan pulang pergi.
Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, kata Budi Karya, dapat menampung 2.000 penumpang untuk satu hari penerbangan. Oleh karena itu, dia menyarankan warga yang ingin segera keluar dari Palu dapat pergi ke Pelabuhan Pantoloan, Palu.
Transportasi warga, kata dia, dapat dilayani oleh kapal-kapal yang sudah berada di sana. "Silahkan menuju Pantoloan agar bisa bergerak dari Palu," ucap Budi Karya.
Direktur Bandar Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Polana Pramesti menjelaskan pesawat yang dapat mendarat di Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, ialah pesawat penerbangan dengan jenis ATR atau bombardir atau pesawat 737 atau 737 klasik. "Diutamakan untuk hercules dan komersil tapi untuk mobilisasi bantuan," ujar dia.
Sebelumnya, Gempa Donggala berkekuatan 7,7 skala Richter (SR), yang kemudian dimutakhirkan menjadi 7,4 SR, mengguncang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, pada pukul 17.02 WIB. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, gempa tersebut berada di 0.18 Lintang Selatan dan 119.85 Bujur Timur atau 27 kilometer timur laut Donggala, Sulawesi Tengah. Gempa tersebut juga disertai tsunami setinggi 1,5-2 meter.