TEMPO.CO, Jakarta - Para operator seluler yang tergabung dalam asosiasi penyelenggara jasa telekomunikasi seluruh Indonesia (ATSI) bercerita tentang persaingan bisnis saat ini dengan para penyedia konten di Youtube atau Youtuber. Kisah itu dibagikan pada acara halal bihalal dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Jumat malam, 20 Juli 2018.
Baca: Youtuber Janine Intansari Operasi Plastik, Apa Saja Pantangannya?
Mewakili ATSI, Herfini Haryono yang saat ini menjabat sebagai direktur bisnis di Indosat Ooredoo bercerita tentang dinamika bisnis di sektor telekomunikasi. Menurutnya, naik-turun dalam menjalankan bisnis telekomunikasi di Indonesia sudah biasa. Hal itu seperti yang terjadi pada tahun 2008 dan tahun ini yang mulai menyentuh ke titik keseimbangan atau ekuilibrium baru.
Ekstramarks Tawarkan Solusi Digital Terintegrasi Untuk Sekolah dan Orang Tua Murid
Secara industri, performa operator seluler kompak menurun karena dampak kebijakan registrasi ulang kartu SIM prabayar. Selain itu, terdapat tantangan di balik terus naiknya konsumsi data dan bergesernya gaya hidup digital karena konsumen mulai menggunakan berbagai aplikasi dan menikmati hiburan berbasis video melalui streaming.
Dia menyebut belanja modal sebesar puluhan triliun rupiah untuk infrastruktur hanya bisa menghasilkan produk seharga Rp50.000 untuk 5 GB kuota data. Di sisi lain, para Youtuber atau produsen konten di platform Youtube bisa mengumpulkan Rp 1 miliar dari 1 juta pengikutnya.
"Untuk orang (Youtuber) yang follower-nya 1 juta, itu katanya sehari aja dapet Rp 1 miliar. Saya mulai berhitung-hitung juga, kami belanja Rp 60 (triliun) atau Rp 70 (triliun), Rp100 triliun opex, capex dapatnya Rp 50.000, 50 GB. Kayaknya kami harus thinking out of the box," katanya saat memberi sambutan.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan operator seluler harus bisa menikmati kue naiknya gaya hidup digital beserta lingkungan barunya ketika pengembang aplikasi bermunculan.
Operator seluler, katanya, harus mampu membaca peluang jangan hanya memanfaatkan volume data yang terpakai dari setiap akses ke aplikasi. Operator seluler harus memiliki langkah yang lebih besar seperti memililki kendali atau meminta bagian sebagai imbal kolaborasi dengan pengembang aplikasi. "Jangan hanya jualnya ke operator seluler hanya untuk volume datanya saja, minta bagian dari persentasenya," katanya.