TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian berupaya mengoptimalkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) guna memacu produksi kendaraan pedesaan atau dikenal sebagai Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes). Saat ini, industri dalam negeri telah mampu memproduksi sebanyak 185 jenis komponen atau setara 70 persen dari nilai total pengembangan alat transportasi untuk penumpang dan hasil pertanian tersebut.
“Melalui konsolidasi dengan pelaku industri nasional, kami berhasil memfasilitasi dalam membangun komitmen kerja sama dengan lebih dari 70 industri yang siap menjadi pemasok komponen AMMDes, di mana sebagian besar adalah industri kecil dan menengah (IKM),” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Rabu, 27 Juni 2018.
BACA: Menteri Airlangga Tegaskan Tak Akan Batasi Harga Mobil Desa
Perkembangan produksi AMMDEs yang dilakukan PT Kiat Mahesa Wintor Indonesia (PT KMWI), ujar Airlangga, sudah pada tahap finalisasi prototipe dan uji coba, dengan dijadwalkan mulai produksi massal pada Januari 2019. “Uji coba lapangan AMMDes dilakukan di kawasan Bogor mulai awal April 2018 dan masih berlangsung sampai saat ini,” ujarnya.
Menurut Airlangga, pengujian itu dilakukan terhadap performa dan daya tahan unit AMMDes secara parsial, yang meiputi mesin, sasis, suspensi, transmisi, dan lain-lain. “Hasil pengujian dilakukan untuk menyempurnakan rancangan AMMDes."
BACA: Inilah Spesifikasi Mobil Desa Kiat Mahesa Wintor
Untuk pengembangan ke depannya, PT KMWI juga menyiapkan beberapa desain platform AMMDes melalui pengembangan power train dan sasis. Misalnya, untuk kendaraan yang akan diaplikasikan di daerah datar dan perbukitan dengan kemiringan 20-30 derajat, menggunakan penggerak diesel dan bensin.
“AMMDes ini akan di-launching pada pagelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 yang rencananya dibuka oleh Bapak Presiden Joko Widodo,” kata Airlangga.
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Harjanto menyampaikan, Kemenperin berkomitmen memberikan dukungan nyata dalam program pengembangan AMMDes. Menurut dia, hal ini sejalan dengan semangat pemerintah untuk membangun Indonesia dari pinggiran, serta mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis.
“Sesuai dengan filosofinya sebagai alat kerja yang multiguna, AMMDes dirancang dengan fungsi multiguna, fungsi transportasi untuk memobilisasi hasil-hasil pertanian dari desa ke kota, serta fungsi alat produksi untuk meningkatkan produktivitas pertanian di pedesaan,” kata dia.
Dengan fungsi multiguna tersebut, lanjut Harjanto, AMMDes dapat membantu Kelompok Usaha Bersama (KUB), Koperasi, Gapoktan, Bumdes dan kelompok petani atau nelayan lainnya untuk mengangkut dan memproduksi hasil panennya, membantu memperlancar penyediaan sarana produksi serta membantu mempercepat distribusi barang antara kota dan desa.
Baca berita tentang angkutan pedesaan di Tempo.co.