TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan perkembangan kebijakan bank sentral luar negeri seperti Federal Reserve (The Fed) dan European Central Bank (ECB) bakal menjadi bahasan utama dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 27-28 Juni 2018.
Menurut Perry, tak tertutup kemungkinan BI menaikkan kembali suku bunga atau BI 7-Day Repo Rate, seperti yang telah dilakukan sebelumnya. "Bisa dalam bentuk kebijakan suku bunga, dan mungkin diikuti juga dengan relaksasi kebijakan makroprudensial dalam bentuk LTV (Loan to Value). Tapi konkritnya nanti akan kami umumkan," ucapnya saat mengelar open house di rumahnya, Jalan Patiunus Nomor 4, Jakarta Selatan, Jumat, 15 Juni 2018.
Baca: Keputusan The Fed, Pengamat: BI Belum Perlu Menaikkan Suku Bunga
Sepanjang bulan Mei 2018, kan dua kali menaikkan BI 7-Day Repo Rate. Masing-masing kenaikan tersebut diputuskan sebesar 25 basis poin (bps). Adapun, BI 7-Day Repo Rate kini telah ditetapkan sebesar 4,75 persen sesuai hasil RDG bulanan pada 17 Mei dan RDG 30 Mei lalu.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersiap memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur tambahan di kantor pusat BI, Jakarta, 30 Mei 2018. Bank Indonesia memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7-days repo rate 25 basis poin menjadi 4,75 persen untuk mengantisipasi risiko eksternal terutama kenaikan suku bunga acuan kedua The Fed pada 13 Juni mendatang. TEMPO/Tony Hartawan
Menaikkan suku bunga bukan satu-satunya opsi. Perry mengatakan RDG nanti akan membahas semua langkah untuk menjaga stabilitas ekonomi, khususnya rupiah. "BI siap melakukan langkah kebijakan pre emptive, front loading, dan a head de curve dalam menyikapi perubahan arah kebijakan khususnya moneter dari The Fed dan ECB," katanya.
Bank sentral Amerika Serikat, The Fed, tengah menjadi sorotan terkait kenaikan suku bunga baru-baru ini. Kenaikan kali ini mengkonfirmasi spekulasi banyak ekonom yang memperkirakan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga empat kali dalam satu tahun.
Perry mengatakan langkah-langkah konkrit lanjutan akan diputuskan usai RDG. Menurut Perry, BI juga tengah memantau arah kebijakan ECB, khususnya pengurangan quantitative easing mulai bulan September 2018.
DIAS PRASONGKO