TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pemberian diskon tarif jalan tol di masa mudik Idul Fitri 2018 tampak masih alot. Meski diusulkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, keputusan terkait teknis pemberian diskon ada di tangan asosiasi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
Ketua Umum Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) Fatchur Rahman mengatakan pihaknya akan membahas hasil perundingan dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU, Selasa lalu, akan dibahas secara internal. Penentuan besaran dan periode penerapan diskon harus disepakati seluruh pengelola ruas.
"Saya kira H-10 Lebaran kita sudah putuskan lah (mengenai diskon). Ini tak mudah mengatur waktu berkumpul (para anggota ATI)," katanya pada Tempo, Kamis 17 Mei 2018.
Direktur Utama PT Waskita Toll Road (WTR), Herwidiakto, mengharapkan anggota asosiasi satu suara mengenai penerapan diskon saat mudik. Dia tak menampik perundingan bisa alot lantaran tingkat lalu lintas per hari di tiap ruas tak seluruhnya sama. "Diskon kan dikompensasi dengan jumlah traffic, jadi dampaknya berbeda-beda (di tiap BUJT). Makanya, biasanya ada range (kisaran) tarif, lalu disesuaikan masing-masing," katanya pada Tempo.
Simak: PUPR: Tarif Jalan Tol Akan Didiskon Saat Lebaran 2018
Anak usaha PT Waskita Karya (persero) Tbk itu baru mengusulkan diskon untuk ruas Bekasi - Cawang - Kampung Melayu (Becakayu). Hingga Maret lalu, tarif Tol Becakayu yang masih menjadi ruas dalam kota Jakarta itu diketahui mencapai Rp 14.000 untuk seksi 1B dan 1C sepanjang 12 kilometer.
"Kalau ruas kami yang lain tergantung diskusi di ATI. Tapi kami belum naikkan tarif, masa sudah diskon? Nanti kita lihat," ujar Herwidiakto sambil menambahkan bahwa pihaknya memberi diskon hampir 20 persen pada masa mudik 2017.
Adapun PT Jasa Marga (persero) Tbk sempat menyampaikan rencana pemberian diskon tol sebesar 10 persen. Penerapannya tak akan jauh dari periode puncak arus mudik pada 8 Juni, maupun puncak arus balik pada 20 dan 24 Juni 2018. "Tanggalnya kan masih dibicarakan. Intinya itu jadi bagian dari distribusi kepadatan lalu lintas," kata Assistant Vice President Corporate Communication Jasa Marga, Dwimawan Heru Santoso.
Menurut Heru, tarif dan penentuan waktu diskon sebaiknya diterapkan secara seragam oleh seluruh BUJT. "Kan ruas di Trans-Jawa tak hanya dikelola Jasa Marga saja."
Anggota BPJT Kementerian PU, Koentjahjo Pambudi, membenarkan bahwa pembahasan terkait diskon tol belum selesai. "Masih ada lagi pertemuan (BPJT dan ATI)," ujarnya.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi, mengaku akan berkomunikasi dengan BUJT terkait potongan harga tol. Kebijakan itu dikhawatirkan bersinggungan dengan niat Kemenhub mengurangi kepadatan di jalan bebas hambatan saat mudik.
Pemudik yang memakai jalan tol terus melonjak setiap tahunnya. Dari data Kemenhub, ada 4,13 juta kendaraan pribadi memakai tol pada masa mudik 2016. Jumlah itu menjadi 4,25 juta di tahun berikutnya. "Padahal kampanye kami agar orang tak berbondong-bondong ke tol semua," kata dia.