TEMPO.CO, Jakarta - President Director PT Mobil Anak Bangsa (MAB) Leonard mengatakan perusahaan yang dipimpinnya menargetkan bus bertenaga listrik dapat menggantikan bus Transjakarta. Bus listrik MAB diklaim lebih efisien dan mengeluarkan tarif listrik lebih murah ketimbang membeli bahan bakar minyak.
Bila dikonversikan dengan tarif listrik saat ini, bus listrik hanya memakan biaya Rp 800 per kilometer. Sedangkan bahan bakar minyak berupa solar diperkirakan mengeluarkan sekitar Rp 2.000 per km. "Kami punya hitung-hitungannya," kata Leonard saat ditemui Tempo di Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu, 3 Maret 2018.
Baca: Bus Listrik PT MAB Diuji Coba di Bandara Soekarno Hatta
Bus listrik MAB juga diproyeksikan mampu menggantikan bus antar-jemput karyawan di instansi kementerian. Leonard menilai penggunaan bus listrik efektif untuk antar-jemput karyawan. Sebab, waktu pengisian ulang daya baterai bisa diprediksikan.
Misalnya, bus mengangkut karyawan dan tiba pukul 07.00, daya baterai dapat ditambahkan lebih dulu sebelum kembali mengantar karyawan pada sore hari.
Pendiri PT MAB, yang juga Kepala Staf Presiden Moeldoko, menyebut ada tiga kelebihan bus listrik. Pertama, efisiensi yang tinggi mengeluarkan biaya lebih rendah ketimbang bahan bakar minyak.
Kedua, bus listrik dapat beroperasi dengan nol emisi. Karena itulah bus listrik disebut-sebut dapat mengurangi polusi di Ibu Kota. Hal itu juga yang diharapkan Moeldoko agar Jakarta bersih dari polusi setelah masyarakat beralih menggunakan bus listrik. "Ketiga, dari pemeliharaan relatif zero maintenance karena tidak lagi menggunakan oli sehingga total semuanya punya efisiensi yang tinggi," ucap Moeldoko.
Sebelumnya, PT MAB memproduksi bus listrik prototipe pertama. Moeldoko menyatakan bus listrik prototipe kedua makin berkualitas dari segi desain. Bus MD255-XE2 diklaim menggunakan 100 persen tenaga listrik.
Prototipe pertama berwarna putih dan desain kursi penumpang nyaris menyerupai bus Transjakarta. Sedangkan prototipe kedua alias bus MD255-XE2 berwarna biru dengan desain kursi seperti bus pada umumnya.
Keduanya sama-sama bisa menempuh jarak sekitar 250-300 km per jam bila baterai bus terisi penuh. Pengisian daya baterai penuh memakan waktu hampir tiga jam.
PT MAB akan menyempurnakan bus listrik dengan memproduksi prototipe ketiga. Prototipe ketiga disebut dapat menempuh jarak 800 km per jam. PT MAB baru bisa memproduksi massal bus listrik setelah prototipe ketiga dikeluarkan dan pemerintah menetapkan peraturan mengenai mobil listrik.