TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan program perumahan dengan down payment Rp 0 tidak akan melanggar peraturan perbankan. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyatakan sudah melakukan komunikasi dengan calon investor asal Arab Saudi untuk berinvestasi properti di ibu kota.
Calon investor dari Arab Saudi itu membicarakan salah satu tujuan investasi dalam rangka merealisasikan program perumahan dengan down payment (DP) Rp 0. “Investor tertarik selama masuk dalam skema pemerintahan. Begitu kita launching, kita mengajak investor Saudi Arabia,” ujar Sandiaga di Ritz-Carlton Hotel, Mega Kuningan, Senin, 15 Januari 2018.
Baca: Garap LRT, Sandiaga Uno Sebut Ratu Prabu Pakai Konsultan Ternama
Pemprov DKI Jakarta, menurut Sandiaga, juga sudah melakukan pembahasan dengan Bank Indonesia untuk menjalankan program tersebut tanpa melanggar aturan perbankan. “Ini sejalan dengan finalisasi, fisiknya 18 Januari kita mulai groundbreaking pertama di Jakarta Timur,” tutur Sandiaga.
Sandiaga mengungkapkan keterlibatan investor asal Arab di program DP Rp 0 itu menunjukkan minat tinggi dalam pengembangan affordable housing di Jakarta. Oleh sebab itu, Pemprov DKI Jakarta akan mengajukan kerja sama untuk bidang properti berkonsep transit oriented development (TOD).
Saat ini sudah ada sejumlah lokasi yang ditawarkan Pemprov DKI kepada calon investor asal Arab Saudi. Misalnya, pengembangan hunian berkonsep TOD di Dukuh Atas, Jakarta Pusat, dan TOD di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
“Ini teman-teman PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) sudah jemput bola. Tidak perlu pakai MoU, kita berikan melalui Jakarta Investment Center yang akan membawahi konsep public private partnership atau PPP,” ujar Sandiaga.
Total target investasi di Jakarta melalui Jakarta Investment Center ini mencapai Rp 1.000 triliun dalam waktu lima tahun. Kehadiran Jakarta Investment Center diharapkan bakal menstimulus penambahan lapangan pekerjaan guna menyerap sumber daya manusia (SDM).
Sandiaga Uno memaparkan, para calon investor asal Arab Saudi itu telah mengajukan sejumlah target investasi properti dari kelas besar dengan kisaran US$ 200 juta sampai US$ 300 juta. Ada pula yang dibawah US$ 50 juta. “Nanti ada juga yang untuk pengusaha properti yang baru mulai bisnis, akan difasilitasi oleh REI (Real Estate Indonesia) dan Kadin (Kamar Dagang dan Industri Indonesia),” ucapnya.