TEMPO.CO, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengimbau kepada para nelayan untuk berhati-hati dalam melaut di tengah kondisi cuaca ekstrem yang tengah terjadi pada beberapa hari belakangan. "Untuk nelayan yang melaut tidak di teluk dalam, semestinya memang tidak (dianjurkan) untuk keluar melaut jauh," ujar Susi di rumah dinasnya di Jakarta, Senin, 3 Desember 2017.
Susi beranggapan, kondisi cuaca ekstrem memang wajar terjadi pada penghujung tahun. Khususnya, kata Susi, untuk wilayah pantai selatan di Pulau Jawa. "Tapi sebetulnya bulan ini lagi musim ikan kalau tidak besar sekali ombaknya. Jadi kalau reda, ikannya banyak sekali di bulan Desember," ujar Susi.
Simak: Ngopi Bareng Menteri Susi, Nelayan Dapat Hadiah
Susi pun mencontohkan tentang para nelayan di kampung halamannya di Pangandaran, Jawa Barat. Biasanya, kata Susi, nelayan di Pantai Pangandaran dan pantai-pantai selatan Jawa lain menunggu air pasang hingga banjir untuk menangkap ikan dan lobster. "Kalau banjir, lobster banyak, ikan banyak," ujar dia.
Susi Pudjiastuti menuturkan kondisi cuaca pada beberapa hari belakangan ini memang terlampau ekstrem. Susi beranggapan, hal tersebut dapat terjadi karena perubahan iklim akibat dari ulah manusia. "Karena manusia tidak mau menjaga lingkungan, akhirnya perubahannya ekstrem sekali," ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan hujan disertai angin, yang dapat menyebabkan pohon atau baliho tumbang, serta kenaikan tinggi gelombang.
Pada Desember 2017- Februari 2018 merupakan periode puncak musim hujan 2017/2018, khususnya bagi wilayah Sulawesi Selatan, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara. Karena itu, perlu diwaspadai wilayah-wilayah yang rentan dan berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, genangan, dan longsor.