TEMPO.CO, Natuna - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti atau Menteri Susi blusukan ke salah satu kampung nelayan di Natuna, Senin, 7 Agustus 2017. Dalam blusukannya itu, Susi membonceng ajudannya yang meminjam motor pegawai Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP).
Sesampainya di kampung nelayan yang bernama Desa Semalau, Susi mampir di salah satu warung. Di warung itu, beberapa nelayan tengah bercengkerama sembari minum kopi. Susi pun mengobrol dengan para nelayan itu. Sembari minum kopi, Susi juga makan camilan yang ada di sana.
Simak : TNI Tangkap Dua Kapal Asing yang Kabur dari Malaysia
Ternyata, enam nelayan tersebut tengah ngaso di sela-sela membangun jalan kampung mereka. "Sambil nangkap ikan dong," kata Susi. Tapi, menurut para nelayan itu, mereka tidak bisa memancing sembari membangun jalah. "Ya pasang jaring atau bubu. Saya kasih bubu," ujarnya.
Susi pun memanggil Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP Sjarief Widjaja untuk memberikan bantuan berupa alat tangkap bubu lipat kepada para nelayan itu. "Tapi aja didol. Nek didol sampeyan tak tekak. (Tapi jangan dijual. Kalau dijual kamu saya cekik)," kata Susi.
Sjarief kemudian bertanya kepada para nelayan berapa jumlah bubu yang dibutuhkan. "Kami enam orang," ujar salah satu nelayan bernama Iwan Santoso. "Tak kirim sesuk. Barange ning (SKPT) Selat Lampa. (Saya kirim besok. Barangnya di Selat Lampa)," tuturnya.
Iwan kemudian meminta kepada Susi agar per nelayan tidak hanya diberi bantuan satu alat tangkap. Paling tidak, kata dia, satu nelayan diberi dua hingga lima alat tangkap. "Lima bubu sik. (Lima bubu dulu)," kata Susi. Keenam nelayan itu pun akan diberi sebanyak 30 alat tangkap bubu lipat.
Hari ini, Menteri Susi meninjau pembangunan SKPT Natuna. Dalam kunjungan itu, Susi memberikan beberapa bantuan untuk nelayan, seperti asuransi, kapal pengangkut ikan, dan alat tangkap bubu lipat. Rencananya, SKPT Natuna diresmikan Presiden Joko Widodo akhir tahun ini.
ANGELINA ANJAR SAWITRI