TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta pemerintah daerah di Provinsi Bali tidak hanya memperhatikan pengungsi yang berasal dari warga lokal, tapi juga wisatawan yang juga sedang berada di lokasi. Menurut dia, dengan ditutupnya bandara, wisatawan tidak bisa pulang ke daerah asalnya.
"Saya minta kepada Menteri Perhubungan dan Menteri Pariwisata serta Gubernur Bali untuk menangani hal itu. Saya akan terus memantau perkembangannya," ujarnya saat menghadiri CEO Forum di Raffles Hotel, Jakarta Pusat, Rabu, 29 November 2017.
Simak: Jokowi Minta Kebutuhan Logistik Pengungsi Gunung Agung Dipenuhi
Lebih lanjut, ia meminta masyarakat yang saat ini berada di Bali tetap tenang dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah. Ia juga mengimbau masyarakat dan wisatawan yang berada di radius 8-10 kilometer dari Gunung Agung segera mengungsi.
Sebelumnya, AirNav Indonesia mengeluarkan notice to airmen nomor A4274/17 mengenai perpanjangan penutupan Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Keputusan itu diambil setelah Kantor Otoritas Bandara bersama stakeholder mengadakan rapat koordinasi. Hasilnya kemudian disampaikan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk persetujuan pada 26 November lalu.
English version: Bali's Mount Agung Eruption International Flights Disrupted
Namun Direktur Operasi AirNav Indonesia Wisnu Darjono menyatakan sudah menyiapkan sembilan bandara untuk mengalihkan penerbangan dari dan ke Bandara Ngurah Rai sebagai bandara alternatif.
Kesembilan bandara itu terletak di Jakarta, Makassar, Surabaya, Balikpapan, Solo, Ambon, Manado, Kupang, dan Banyuwangi. Menurut Wisnu, bandara alternatif itu juga disediakan untuk pengalihan saat Bandara Internasional Lombok ditutup kembali pada Senin malam kemarin.
Jokowi berjanji akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan logistik untuk pengungsi dan wisatawan yang terjebak di sana. "Kalau ada wisatawan yang kesulitan mengurus kepulangan, itu karena jumlahnya banyak, jadi butuh waktu," ujarnya.
M. JULNIS FIRMANSYAH