TEMPO.CO, Jakarta - Industri makanan dan minuman diproyeksikan masih menjadi salah satu sektor andalan penopang pertumbuhan manufaktur dan ekonomi nasional pada tahun depan. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan peran sektor itu terlihat dari kontribusinya yang konsisten dan signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB) industri non-minyak dan gas serta peningkatan realisasi investasi.
“Untuk itu, pemerintah terus berupaya menjaga ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan industri makanan dan minuman agar semakin produktif dan berdaya saing global. Apalagi sektor ini basisnya nilai tambah sehingga proses hilirisasi perlu dijamin,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat, 24 November 2017.
Simak: Industri Makanan dan Minuman Masih Favorit Investor
Kementerian Perindustrian mencatat sumbangan industri makanan dan minuman terhadap PDB industri nonmigas mencapai 34,95 persen pada triwulan ketiga 2017. Hasil itu menjadikan sektor makanan dan minuman menjadi kontributor PDB industri terbesar dibanding subsektor lain.
Selain itu, capaian tersebut mengalami kenaikan 4 persen dibanding periode yang sama pada 2016. Sedangkan kontribusinya terhadap PDB nasional 6,21 persen pada triwulan ketiga 2017 atau naik 3,85 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Selanjutnya, dilihat dari perkembangan realisasi investasi, sektor industri makanan dan minuman untuk penanaman modal dalam negeri pada triwulan ketiga 2017 mencapai Rp 27,92 triliun atau meningkat 16,3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan penanaman modal asing US$ 1,46 miliar.
Untuk menjaga pertumbuhan sektor itu tetap tinggi, kata Airlangga, Kementerian terus mendorong pelaku industri makanan dan minuman nasional agar memanfaatkan potensi pasar dalam negeri. “Indonesia, dengan memiliki jumlah penduduk sebanyak 258,7 juta orang, menjadi pangsa pasar yang sangat menjanjikan,” tuturnya.
Di samping itu, industri makanan dan minuman nasional semakin kompetitif karena jumlahnya cukup banyak. Tidak hanya meliputi perusahaan skala besar, tapi juga telah menjangkau di tingkat kabupaten untuk kelas industri kecil dan menengah. “Bahkan sebagian besar dari mereka sudah ada yang go international,” ucap Airlangga.
CAESAR AKBAR