TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup di level 6.021,828, turun 20,632 poin atau 0,34 persen. Empat dari sembilan sektor saham mengalami pelemahan. Sektor trading menurun 1,19 persen. Begitu juga dengan infrastruktur yang turun 0,9 persen. Selain itu, sektor industri dasar turun 0,89. Investor asing kembali mencatatkan net sell cukup besar, yakni Rp 1,21 triliun. Saham BBCA dan UNTR paling besar mengalami net sell.
Dari perdagangan Asia, beberapa bursa juga mengalami penurunan. Indeks Nikkei turun 0,82 persen, Topix turun 0,70 persen, Hangseng turun 0,05 persen, dan KOSPI melemah 0,3 persen, tertekan pada akhir pekan. Salah satu indeks yang menguat adalah indeks Shanghai 0,88 persen di tengah aksi jual yang dialami mayoritas indeks di Asia.
Bursa saham di Eropa juga mengalami pelemahan. Indeks Eurostoxx turun 0,37 persen, FTSE melemah 0,21 persen, dan DAX melemah 0,32 persen.
Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi, mengatakan momentum aksi ambil untung terus menghantui IHSG. Lanjar memprediksi, pekan depan, pergerakan Asia dan Eropa akan terkontaminasi dengan beberapa data ekonomi, yakni neraca perdagangan serta komposisi ekspor-impor dan suku bunga di dalam negeri.
Selain itu, dari sentimen luar, Lanjar mengatakan penjualan retail dan pertumbuhan pinjaman baru di Tiongkok serta produk domestik bruto di Jepang dan Eropa akan mempengaruhi pergerakan IHSG. Ada juga laporan penjualan retail dan tingkat inflasi di Amerika Serikat.
“Semua data ekonomi tersebut mengarah pada perkiraan yang terkonsolidasi dan diperkirakan mampu sedikit membuat goncangan pada prospek pergerakan ekuitas global pada pekan depan,” kata Lanjar.