TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian sedang membangun Politeknik Industri Furniture dan Pengolahan Kayu di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah. Kuliah di kampus ini tidak dikenakan biaya alias gratis. Angkatan pertama bisa mulai kuliah pada 2018.
"Perkuliahannya tidak akan dipungut biaya selama lima tahun, bahkan para mahasiswa mendapatkan beasiswa dan ikatan kerja," kata Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian Mujiyono dalam keterangan tertulis, Selasa, 10 Oktober 2017.
Baca juga: Menperin Targetkan Ekspor Furniture Mencapai Rp 26,8 Triliun
Adapun program studi yang dimiliki Politeknik Industri Furniture meliputi Teknik Produksi Furniture, Desain Furniture, dan Manajemen Bisnis Furniture.
Guna mendukung proses pembelajaran, politeknik yang dibangun di atas lahan dua hektare dengan luas gedung 4.800 meter persegi itu akan dilengkapi beberapa fasilitas penunjang seperti ruang kelas, ruang workshop, showroom, dan laboratorium pengujian. "Semoga dengan adanya politeknik ini, industri furniture nasional akan lebih berdaya saing di tingkat global sekaligus memperluas pasar ekspor," kata dia.
Kemenperin mencatat, penyerapan tenaga kerja di industri furniture sebanyak 101.346 orang pada 2016 dan diproyeksi akan mencapai 202.692 orang pada 2018. Industri furniture ini termasuk sektor padat karya berorientasi ekspor, yang tengah diprioritaskan pengembangannya agar terus memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.
Pada 2016, nilai ekspor furniture nasional sebesar USD1,7 miliar dengan sumbangan dari Jawa Tengah sekitar USD0,98 miliar atau 57 persen. Dalam dua tahun ke depan, ekspor furniture nasional ditargetkan mencapai USD5 miliar dengan kontribusi dari Jawa Tengah sebesar USD2,9 miliar. Tujuan utama ekspor furniture Indonesia ke depan adalah pasar Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa Barat.
Selain untuk menyelenggarakan pendidikan vokasi yang bertujuan menghasilkan para lulusan siap kerja, politeknik itu juga dirancang menjadi pusat inovasi teknologi dan pengembangan produk industri furniture dan pengolahan kayu di dalam negeri.
“Politeknik Industri Furniture sebagai salah satu best practice dari pelaksanaan pendidikan vokasi tingkat tinggi yang kami inisiasi melalui konsep link and match antara dunia akademisi dengan industri,” kata Sekretaris Kementerian Perindustrian Haris Munandar.
Menurut Haris, sejak awal perencanaan pembangunan politeknik ini, Kemenperin bersama para pelaku industri dan pemangku kepentingan terkait telah merancang berbagai kebutuhan yang diperlukan seperti penyusunan kurikulum dan pemilihan tenaga pengajar. Politeknik itu juga akan menyediakan layanan proses produksi dan pengujian serta pengembangan riset-riset terapan yang dapat dimanfaatkan oleh dunia usaha.
Haris menambahkan, sistem pembelajaran yang diterapkan di politeknik ini akan terintegrasi antara pendidikan di kampus dengan praktik kerja di industri atau dikenal dengan sebutan dual system. Untuk pengembangan pendidikan vokasi industri berbasis sistem ganda tersebut, Kemenperin menjalin kerja sama dengan Pemerintah Swiss.
Haris menargetkan pembangunan gedung Politeknik Industri Furniture akan selesai pada tahun depan sehingga dapat memulai penyelenggaraan pendidikan angkatan pertama.