TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha nasional Rachmat Gobel akhirnya hanya mengincar untuk mengambil alih nama merek dagang Nyonya Meneer. Rencana penyelamatan perusahaan milik keluarga Charles Saerang itu menemui jalan berliku dan tak dapat direalisasikan.
Menurut Gobel, skenario penyelamatan perusahaan jamu Nyonya Meneer yang pernah dibahas berdua bersama Charles Saerang, selaku pemilik dan presiden direktur, pada Rabu, 9 Agustus 2017, di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta, ternyata menemui jalan buntu. Skenario penyelamatan kandas karena kasus kepailitan yang dialami Nyonya Meneer terus berlanjut dan sekarang memasuki tahap pelelangan aset-aset perusahaan.
Dalam pembicaraan sekitar dua bulan lalu, Gobel menyatakan serius ingin menyelamatkan perusahaan Nyonya Meneer, termasuk aset-aset di dalamnya. Untuk itu, Gobel berharap kepada Charles Saerang untuk terlebih dahulu membawa perusahaan jamu legendaris itu keluar dari kasus kepailitan.
Ketika itu, Charles menegaskan akan melakukan perlawanan hukum melalui pengajuan kasasi di Mahkamah Agung agar dapat lolos dari tuntutan pailit, dan akan berupaya menyelesaikan semua kewajiban utang, yang menurut dia, bernilai sekitar Rp 50 miliar.
“Rencana penyelamatan Nyonya Meneer yang pernah saya bahas dengan Pak Charles ternyata tidak bisa dilakukan, karena kasus kepailitannya terus berlanjut. Namun begitu, saya tetap berharap dapat mengambil alih brand Nyonya Meneer dan membangunnya kembali,” ujar Gobel, Rabu, 4 Oktober 2017, yang saat dihubungi melalui telepon seluler dia sedang berada di Jepang.
Dia mengakui tidak mudah untuk mengambil alih merek Nyonya Meneer melalui lelang, karena banyak pengusaha yang juga punya minat yang sama. “Saya sih akan coba terus fight.”
Menurut dia, sebagai tindak lanjut dari pertemuan di Fairmont, tim finansial dari Rachmat Gobel sudah beberapa kali melakukan pertemuan dengan tim dari Charles Saerang untuk membahas kondisi keuangan perusahaan, termasuk posisi utang-piutang perusahaan. Namun, dia enggan menjelaskan secara detail hasil pertemuan itu.