TEMPO Interaktif, Batam:Grup Bakrie membangun pabrik biodiesel pertama di Batam. Untuk tahap awal, biodiesel ini akan memakai crude palm oil (CPO) atau minyak kepala sawit yang dipasok PT Bakrie sumatera Plantation Tbk. Direktur Utama PT Bakrie Rekin Bio Energy, M.Iqbal Zainuddin menuturkan, pembangunan pabrik itu diperkirakan makan waktu 18 bulan. Pabrik yang dibangun di atas lahan 4 hektar ini akan mampu memproduksi 100.000 ton per tahun. "Investasinya US$ 22 juta (Rp 198 miliar)," tutur dia seusai peresmian pemancangan tiang pertama pembangunan pabrik oleh Menteri Riset dan Teknologi, Koesmayanto Kadiman di Batam, hari ini. Iqbal memastikan, pasokan CPO terjamin cukup. Sebab, selain dipasok oleh perusahaan grup sendiri, bahan baku juga akan didatangkan dari Kisaran (Sumatera Utara), Jambi, Sumatera barat, Bengkulu dan Kalimantan Tengah. Saat ini, papar dia lebih lanjut, konsumsi minyak solar nasional 27 juta kilo liter. Untuk mengimbangi itu diperlukan biodesel sebanyak 7 juta ton CPO dengan rendemen atau tingkat ekstrasi rata-rata 20 persen. Sehingga diperlukan pula sedikitnya 35 juta ton TBS ( tandan buah segar ) setiap tahun. "Artinya, butuh sekitar 1,75 juta hektar kebun kelapa sawit," ujar Iqbal. Dia menambahkan, bila pabrik biodesel menggunakan CPO ini telah berjalan lancar, selanjutnya akan dipakai jatropha curcas oil atau minyak jarak pagar. Direktur Utama PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Ambono Janurianto mengatakan, saat ini luas lahan kebun kelapa sawit yang ada baru 53 ribu hektar dengan hasil 200 ribu ton CPO per tahun. Luas lahan akan ditambah menjadi 80 ribu untuk memenuhi permintaan pabrik biodesel di Batam tersebut. "Pasokan CPO dipastikan cukup,” katanya. RUMBADI DALLE
Presiden terpilih diharapkan segera mensahkan revisi peraturan presiden nomor 71 tahun 2005 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu.