Asma Nadia: Pajak Tinggi, Pembajakan Buku Merajalela

Reporter

Jumat, 8 September 2017 06:24 WIB

Asma Nadia. wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Penulis novel Asma Nadia mempertanyakan kebijakan pemerintah terkait pajak penghasilan bagi penulis sebesar 15 persen. Menurut Asma, besaran pajak tersebut tidak sebanding dengan pengawasan pemerintah terhadap pembajakan buku yang merajalela.

Asma mengeluhkan sikap pemerintah yang terkesan membiarkan menjamurnya buku bajakan di toko dan media daring. “Perlindungan terhadap para penulis dari pembajakan masih minim. Kalau ada pajak, tolong hak cipta dan kreativitas dari teman-teman penulis dilindungi,” kata Asma ketika ditemui Tempo di Jakarta Convention Center, Jakarta Selatan, Kamis 7 September 2017.

Asma mengeluhkan ketidakadilan pemerintah yang menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.010/2015 tentang kriteria jasa kesenian dan hiburan yang tidak dikenai pajak pertambahan nilai. Tetapi untuk industri penerbitan buku malah pajaknya besar. Menurut penulis kelahiran 26 Maret 1972 itu, seharusnya pajak untuk buku bisa lebih rendah karena buku mencerdaskan masyarakat.

Menurut Pendiri Forum Lingkar Pena tersebut, pajak untuk penulis tidak sebanding dengan yang dikenakan bagi pengusaha Usaha Kecil Menengah (UKM). Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2013, pengusaha UKM hanya mendapatkan pajak satu persen. Sedangkan untuk penulis dengan hanya mendapatkan keuntungan Rp 200 ribu saja sudah harus dipotong pajak. “Pajak satu persen buat pengusaha UKM, dan penulis 15 persen, itu gimana?” kata penulis buku Assalamualaikum Beijing tersebut.

Kawan-kawan Asma yang juga merupakan penulis sudah sering mengeluh kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan. Tetapi adik penulis Helvy Tiana Rosa itu mengatakan tidak ada tanggapan serius dari pemerintah dan kepengurusannya berbelit-belit.

Asma mengimbau pemerintah untuk menurunkan pajak di industri buku. Menurut ibu tiga anak tersebut, jika pajak buku dicabut, maka harga buku akan menjadi lebih murah. “Bayangkan kalau itu dihilangkan itu harga buku akan jauh lebih turun dan banyak orang yang membeli buku,” kata Asma.

Asma mengucapkan rasa terima kasih kepada penulis buku Tere Liye yang telah berani bersuara perihal tingginya pajak royalti bagi penulis buku. Pendiri Rumah Baca Asma Nadia itu mengatakan, Tere telah mewakili suara-suara penulis lain di Indonesia. “Dia jadi martir kan. Dia pasang badan buat temen-temen penulis,” kata Asma.

Meskipun berterima kasih, Asma mengaku dirinya sedih dengan keputusan yang diambil Tere Liye yaitu berhenti menerbitkan buku. Karena Tere Liye berhenti menulis di buku, maka akses masyarakat terhadap tulisan-tulisan Tere Liye akan semakin terbatas.“Kalau dia tidak lagi menulis di buku maka mereka yang selama ini tidak bisa mengakses ke internetnya akan kehilangan,” kata Asma.

ALFAN HILMI

Berita terkait

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

1 hari lalu

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

Syarat pendaftaran CPNS Kepolisian Khusus Pemasyarakatan (Polsuspas) yang banyak diminati oleh para pelamar dari seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

1 hari lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

1 hari lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

2 hari lalu

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

Dirjen Bea dan Cukai Askolani menjadi sorotan karena memiliki harta Rp 51,8 miliar

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

2 hari lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

3 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Akhir-akhir Ini Jadi Sorotan, Apa Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai?

4 hari lalu

Akhir-akhir Ini Jadi Sorotan, Apa Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai?

Banyak masyarakat yang mempertanyaan fungsi dan tugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lantaran beberapa kasus belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

4 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

6 hari lalu

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

Berikut ini rincian tiga jenis sumber penerimaan utama negara Indonesia beserta jumlah pendapatannya pada 2023.

Baca Selengkapnya