Disorot Soal Kebun Sawit, Gapki Terbang ke New York  

Reporter

Selasa, 5 September 2017 06:44 WIB

Foto udara perkebunan kelapa sawit di Belitung, Bangka Belitung, Jumat (16/12). Pemerintah mulai merancang aturan untuk menghentikan sementara (moratorium) pembukaan lahan baru perkebunan kelapa sawit dan tambang. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

TEMPO.CO, Jakarta - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) bakal menjelaskan kondisi obyektif sektor perkebunan kelapa sawit Indonesia dalam pertemuan tingkat tinggi di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, Rabu, 6 September 2017.

Pasalnya, Direktur Eksekutif Gapki Fadhil Hasan menilai negara-negara Eropa dan Amerika Serikat acap kali menyoroti sektor perkebunan sawit Indonesia, khususnya terkait dengan isu lingkungan. "Mereka (Eropa dan Amerika Serikat) sering tidak proporsional. Kami akan menjelaskan semuanya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin, 4 September 2017.

Dibandingkan dengan sektor sawit negara tetangga, Malaysia, Fadhil menilai, sektor sawit Indonesia lebih banyak disorot. "Tidak ada pembangunan yang sempurna. Tapi jangan sampai sorotan tata kelola sawit yang berkelanjutan itu sekadar kedok untuk menekan Indonesia dalam negosiasi perdagangan," katanya.

Untuk itu, Fadhil berujar, dalam pertemuan tingkat tinggi yang digagas Badan Program Pembangunan PBB (UNDP) tersebut, delegasi Indonesia akan memaparkan aspek ekonomi dan ekologi sektor kelapa sawit di Indonesia.

Fadhil mengatakan sikap kritis dari negara maju, termasuk badan dunia seperti PBB, bisa dimengerti. "Namun jangan mudah melakukan generalisasi. Dampak ekonomi sawit sudah pasti besar, tapi dampak lingkungannya bisa kita perdebatkan,” ujarnya. Menurut dia, Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk terus mencapai tata kelola perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan.

Selain menghadiri pertemuan tingkat tinggi di PBB, Fadhil mengatakan delegasi RI, yang diwakili oleh dia beserta Ketua Umum Gapki Joko Supriyono, Wakil Ketua Umum Gapki Mona Surya, dan juru bicara Gapki Tofan Mahdi, akan menghadiri sejumlah diskusi dan pertemuan informal dengan UNDP dan perwakilan pemerintah Amerika. Mereka juga akan melakukan kunjungan ke pabrik cokelat Mars Inc, yang merupakan pembeli minyak sawit Indonesia.

Selain Indonesia, tiga negara lain turut diundang dalam pertemuan tingkat tinggi di PBB tersebut. Ketiga negara itu adalah Peru untuk sektor peternakan sapi, Brasil untuk sektor perkebunan kedelai, dan Liberia untuk sektor perkebunan sawit. Sama halnya dengan Indonesia, kata Fadhil, ketiga negara ini juga banyak mendapat sorotan terkait dengan tata kelola lingkungan.

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

7 menit lalu

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki tanggapi soal target pemerintah menyelesaikan pemutihan hutan di lahan sawit September 2024.

Baca Selengkapnya

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

36 hari lalu

Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir

Kejaksaan menangkap Bos PT Green Forestry Indonesia yang masuk dalam DPO. Salah gunakan izin kebun sengon untuk kelapa sawit.

Baca Selengkapnya

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

37 hari lalu

PT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia

CV El Hana Mulia dalam melaksanakan aktivitasnya tetap berada di kawasan wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah.

Baca Selengkapnya

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

44 hari lalu

4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa

Apa saja perbedaan dari minyak makan merah dengan minyak goreng biasa?

Baca Selengkapnya

Berharap pada Minyak Makan Merah

45 hari lalu

Berharap pada Minyak Makan Merah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan pabrik minyak makan merah. Dianggap bisa menjadi alternatif minyak goreng konvensional, harga lebih murah.

Baca Selengkapnya

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

46 hari lalu

Kandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi

Presiden Jokowi menyebut minyak makan merah lebih murah dari minyak goreng. Apa kandungan dan manfaat minyak makan merah?

Baca Selengkapnya

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

46 hari lalu

Soal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten

Presiden Jokowi mengatakan, minyak makan merah akan menjadi tren dalam urusan goreng-menggoreng, Kementerian Koperasi bangun banyak pabriknya.

Baca Selengkapnya

Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat

55 hari lalu

Kementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian atau Kementan Andi Nur Alamsyah menyatakan sedang membahas simplifikasi aturan dan persyaratan perihal peremajaan sawit rakyat atau PSR.

Baca Selengkapnya

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

56 hari lalu

Kementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini

Dirjen Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah menyatakan bahwa tahun ini Kementan menargetkan peremajaan sawit rakyat seluas 120 ribu hekatre.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik

57 hari lalu

Terpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik

Terpopuler: Rencana pengalihan dana BOS untuk program makan siang gratis diprotes serikat guru, Presiden Jokowi cawe-cawe rencana kerja Prabowo.

Baca Selengkapnya