Inflasi Agustus Diprediksi Rendah Meski Ada Idul Adha

Reporter

Sabtu, 2 September 2017 11:46 WIB

INDEF menggelar evaluasi terhadap kebijakan pangan di masa pemerintahan Jokowi-JK, 10 Juli 2017. TEMPO/Putri Thaliah

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adinegara memperkirakan inflasi pada Agustus cenderung rendah meski terdapat momentum Idul Adha. Dia bahkan menyatakan ada potensi deflasi.


"Kami prediksi Agustus memang ada potensi deflasi. Tapi kami perkirakan ada inflasi tipis 0,04 persen," ujarnya saat dihubungi, Sabtu, 2 September 2017. Secara tahunan, inflasi diperkirakan sekitar 3 persen.


Simak: Menteri Darmin Prediksi Inflasi hingga Akhir 2017


Inflasi yang rendah dipicu harga pangan yang sudah mulai stabil. Di momen Idul Adha ini, harga daging terpantau masih terjaga. Begitu pula dengan bahan lainnya seperti beras dan gula.


Dari komponen administered price, Bhima mengatakan kini tak ada lagi penyesuaian. "Listrik dan LPG 3 kilogram sudah aman karena penyesuaiannya sudah di semester kemarin," kata dia.


Advertising
Advertising

Bhima menilai ada faktor pendorong inflasi musiman selama Agustus yaitu pengeluaran pendidikan. Meski tahun ajaran dimulai pada Juli, Bhima mengatakan pengeluaran secara musiman tetap ada.


Ada pula dorongan inflasi dari sisi transportasi akibat libur panjang, meski tidak terlalu besar. Bhima melihat masyarakat hanya bepergian ke daerah yang dekat dari tempat tinggalnya.


Ekonom Bank Pertama, Josua Pardede, memperkirakan inflasi Agustus sebesar 0,05 persen month to month atau 3,94 persen secara tahunan. Dia mengatakan inflasi dari volatile food masih terjaga dan administered price cenderung terkendali.


Josua menuturkan, indikasi volatile food terkendali adalah tren penurunan beberapa harga komoditas pangan seperti cabe merah, cabe merah keriting, dan bawang merah. "Meskipun terdapat beberapa harga komoditas yang cenderung naik seperti daging sapi, daging ayam, dan beras," ujarnya.


Sementara administered price yang biasa memperngaruhi inflasi, cenderung terkendali didorong oleh normalisasi tarif transportasi udara dan antar kota. Tarif transportasi telah mencapai puncaknya pada mudik lebaran.



VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

7 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

8 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

39 hari lalu

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

Ekonom Indef, Didin S. Damanhuri sangat prihatin atas dugaan korupsi yang terendus di lingkaran LPEI. Padahal, kata dia, ekspor adalah andalan pemerintahan Jokowi

Baca Selengkapnya

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

39 hari lalu

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

Kebijakan PPN di Tanah Air diatur dalam Undang-Undang-undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).

Baca Selengkapnya

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

40 hari lalu

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Indef Ahmad Heri Firdaus membandingkan besaran tarif PPN di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

40 hari lalu

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

Indef menyatakan penjual akan reaktif terhadap kenaikan PPN.

Baca Selengkapnya

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

40 hari lalu

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

Indef membeberkan dampak kenaikan pajak pertabambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ungkap Kriteria Ideal Menkeu Pengganti Sri Mulyani: Tidak Yes Man

53 hari lalu

Ekonom Ungkap Kriteria Ideal Menkeu Pengganti Sri Mulyani: Tidak Yes Man

Direktur Eksekutif Indef Esther Sri Astuti mengungkapkan kriteria ideal Menkeu seperti apa yang dibutuhkan oleh Indonesia di masa mendatang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

54 hari lalu

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

Ekonom senior UI Faisal Basri menentang rencana penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Indef Beberkan Penyebab Harga Pangan Naik, Mulai dari Pemilu hingga Ramadan

54 hari lalu

Ekonom Indef Beberkan Penyebab Harga Pangan Naik, Mulai dari Pemilu hingga Ramadan

Ekonom senior Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Aviliani membeberkan sejumlah faktor penyebab naiknya harga kebutuhan pokok,

Baca Selengkapnya