Anomali Satelit Telkom 1, Migrasi Pelanggan Selesai 10 September

Reporter

Senin, 28 Agustus 2017 14:38 WIB

Peluncuran Satelit Telkom 3 S di Guyana. TEMPO/Lestantya Baskoro

TEMPO.CO, Jakarta - PT Telkom Indonesia Tbk (Persero) mempercepat pemulihan layanan Satelit Telkom 1 dengan melakukan migrasi ke Satelit Telkom 2 dan Satelit Telkom 3S yang diperkirakan selesai pada 10 September 2017.

"Proses migrasi itu untuk mempercepat pemulihan layanan kepada pelanggan dan masyarakat," kata Direktur Utama PT Telkom Alex J Sinaga, di Gedung Merah Putih Telkom, Jakarta, Senin, 28 Agustus 2017.

Baca: Satelit Telkom 1 Terganggu, BRI Percepat Migrasi ke BRISat

Sebelumnya pada Jumat, 25 Agustus 2017, sekitar pukul 16.51 WIB telah terjadi anomali pada Satelit Telkom 1 yang berakibat pada pergeseran pointing antena, sehingga semua layanan transponder dari satelit itu terganggu.

Recovery Satelit Telkom 1 yang dilakukan bersama Telkom dan Lockheed Martin sebagai langkah antisipasi dan untuk kontinuitas kualitas layanan kepada pelanggan.

Menurut Alex, sebanyak 15.000 site pelanggan sempat mengalami gangguan, namun proses recovery sudah mencapai 17 persen.

Simak: Satelit Telkom 1 Terganggu, Bank Mandiri Alihkan Jaringan ke GSM

Ia menjelaskan, penyediaan dan pengalihan transponder Telkom 1 ke transponder satelit pengganti akan selesai pada 30 Agustus 2017.

Sedangkan proses repointing antena ground segment dilakukan bertahap, secara bersama-sama baik dengan pelanggan maupun dengan operator penyedia layanan VSAT (Very Small Aperture Terminal) hingga 10 September 2017.

Menurut catatan, Satelit Telkom 1 memiliki sebanyak 63 pelanggan, dengan 8 di antaranya merupakan provider VSAT yang memiliki sekitar 12.030 site sehingga total ground segment sekitar 15.000 site.

Upaya untuk mengawal proses recovery berjalan maksimal, TelkomGroup membentuk posko crisis center yang beroperasi 7x24 jam.

Menurut Alex, crisis center menjadi pusat informasi semua proses recovery layanan pelanggan sekaligus sebagai pusat komando untuk merencanakan dan mengeksekusi setiap langkah-langkah yang dianggap perlu bagi percepatan penyelesaian gangguan layanan.

Secara intensif Telkom bersama Lockheed Martin selaku pabrikan Satelit Telkom 1 terus melakukan investigasi, dan saat ini sedang menjalankan prosedur prosedur untuk mengetahui kesehatan Satelit Telkom 1 secara komprehensif.

Rencana tindak lanjut untuk Satelit Telkom 1 baru akan dapat ditentukan dalam beberapa hari ke depan dan tidak tertutup adanya kemungkinan Satelit Telkom 1 tidak dapat beroperasi dengan normal kembali.

Berdasarkan hasil evaluasi dan konsultasi dengan Lockheed Martin pada tahun 2014 dan 2016, Satelit Telkom 1 dalam kondisi baik dan dapat beroperasi normal hingga beberapa tahun ke depan, sekurang-kurangnya sampai dengan tahun 2019, sesuai dengan best practice di industri satelit.

Alex menjelaskan, pendapatan dari bisnis satelit memberikan kontribusi sebesar 0,6 persen dari total pendapatan Telkom Group.

Telkom 1 diasuransikan ke Jasindo, perusahaan asuransi dalam negeri yang memiliki rekam jejak yang kuat di sektor satelit.

Sehubungan dengan kejadian ini, Manajemen Telkom Group menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat khususnya para pelanggan Satelit Telkom 1.

"Telkom akan terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat dan pelanggan di Indonesia," ujar Alex.

ANTARA

Berita terkait

Transformasi Bisnis Telkom 14 Tahun Lalu, Muncul Logo The World in Your Hand

24 Oktober 2023

Transformasi Bisnis Telkom 14 Tahun Lalu, Muncul Logo The World in Your Hand

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk atau Telkom melakukan perubahan transformasi bisnis yang fundamental pada 2009. Tak hanya sistem, logo pun berubah.

Baca Selengkapnya

Viral Slank Rilis Lagu Polisi yang Baik Hati, Begini Awal Berdiri Grup Band Slank

17 Juli 2023

Viral Slank Rilis Lagu Polisi yang Baik Hati, Begini Awal Berdiri Grup Band Slank

Slank dibanjiri kritik warganet karena merilis lagu berjudul Polisi yang Baik Hati. Mengapa?

Baca Selengkapnya

IHSG Kemarin Cenderung Tertekan, Hari ini Diperkirakan Bergerak di Area 6.690 - 6.600

15 Maret 2023

IHSG Kemarin Cenderung Tertekan, Hari ini Diperkirakan Bergerak di Area 6.690 - 6.600

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG mengalami tekanan kuat kemarin, Selasa 14 Maret 2023.

Baca Selengkapnya

IHSG Dibuka Menguat 6.916,7, Samuel Sekuritas: Diprediksi Menguat ke 6.930

3 Februari 2023

IHSG Dibuka Menguat 6.916,7, Samuel Sekuritas: Diprediksi Menguat ke 6.930

PT Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG akan bergerak naik ke 6.930 pada sesi perdagangan, Jumat, 3 Februari 2023.

Baca Selengkapnya

BUMN Setor Dividen ke Pemerintah Rp 37,9 Triliun hingga Juli, Terbesar BRI

12 Agustus 2022

BUMN Setor Dividen ke Pemerintah Rp 37,9 Triliun hingga Juli, Terbesar BRI

BUMN perbankan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., menyumbang dividen Rp 14,05 triliun.

Baca Selengkapnya

Telkom Jamin Jaringan Internet di ASEAN Para Games 2022 Tak Terputus

4 Agustus 2022

Telkom Jamin Jaringan Internet di ASEAN Para Games 2022 Tak Terputus

Dukungan Telkom, ucap Cholis, mencakup 14 venue yang digunakan untuk pertandingan dan akomodasi ASEAN Para Games 2022.

Baca Selengkapnya

Prediksi Industri Telekomunikasi 2022 Naik Satu Digit, Ini Strategi Telkom

28 Mei 2022

Prediksi Industri Telekomunikasi 2022 Naik Satu Digit, Ini Strategi Telkom

Telkom memperkirakan industri telekomunikasi bakal tumbuh di kisaran mid-single digit pada 2022.

Baca Selengkapnya

9 Perguruan Tinggi Naungan BUMN

23 Maret 2022

9 Perguruan Tinggi Naungan BUMN

Kampus yang tergabung dalam Aliansi Perguruan Tinggi BUMN memiliki spesialisasi yang dibutuhkan industri.

Baca Selengkapnya

IHSG Diprediksi Menghijau, Berikut Saham-saham yang Menjanjikan

26 Mei 2020

IHSG Diprediksi Menghijau, Berikut Saham-saham yang Menjanjikan

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bakal merangkak pada perdagangan hari ini

Baca Selengkapnya

Telkom Anggarkan Rp 1,5 Triliun, Siap Buyback Saham

31 Maret 2020

Telkom Anggarkan Rp 1,5 Triliun, Siap Buyback Saham

Telkom siap melakukan pembelian kembali sahamnya senilai Rp 1,5 triliun.

Baca Selengkapnya