TEMPO.CO, Prancis – Tak gampang meluncurkan sebuah satelit. Secanggih apa pun benda tersebut, jika cuaca tak sesuai dengan harapan, peluncuran bisa dibatalkan. Ini juga yang akan terjadi pada satelit Telkom 3S milik PT Telkom buatan Thales Alenia Space, Prancis, yang akan diluncurkan pada Rabu, 14 Februari 2017, dari Guyana, Amerika Selatan, atau 15 Februari WIB.
“Kecepatan angin yang sudah ditentukan itu akan mempengaruhi ketepatan roket mencapai orbitnya. Karena itu, cuaca merupakan hal vital juga,” kata Angga Risnando, engineering Telkom yang selama 18 bulan belajar satelit di Thales Alenia Space (TAS) Prancis di Cannes, Prancis, Sabtu, 11 Februari. Kecepatan angin, menurut Angga, tak boleh 9 meter per detik.
Baca: Rabu 15 Februari, Satelit Telkom 3S Diluncurkan
Satelit Telkom, yang total bobotnya sekitar 3 ton, akan mengorbit pada ketinggian 36 ribu kilometer pada 118 derajat bujur timur, yang jika ditarik garis lurus ke atas berada di atas Pulau Kalimantan. “Satelit ini akan menjangkau seluruh wilayah Indonesia sama baiknya,” kata Arief Prabowo.
Telkom 3S merupakan satelit milik PT Telkom ketiga. Satelit 1 dan 2 buatan pabrikan satelit Amerika. “Thales Alenia Space terpilih dari sejumlah pabrikan satelit yang mengajukan diri ke Telkom,” ujar Arief. Nilai satelit sekitar Rp 3 triliun.
Untuk meluncurkan Telkom 3S, Telkom menggunakan jasa Ariane Space yang juga merupakan perusahaan Prancis. Ariane pula yang tahun lalu meluncurkan satelit BRIsat milik Bank Rakyat Indoenesia. Peluncuran BRIsat juga sempat tertunda karena beberapa faktor.
Sama seperti BRIsat, peluncuran Telkom 3S akan diluncurkan dari Guyana, sebuah negeri bekas jajahan Prancis yang terletak di Amerika Selatan. Titik peluncuran dilakukan di daerah Kourou dan titik terdekat untuk mereka yang akan mengabadikan peluncuran terletak sekitar 5 kilometer dari Kourou. Karena itu, dibutuhkan teleskop dengan ukuran dan kapasitas tertentu untuk mengabadikan peluncuran satelit berbobot sekitar 3 ton tersebut.
LR BASKORO