INDEF: RAPBN 2018 Tiket Presiden Jokowi di 2019

Reporter

Sabtu, 19 Agustus 2017 13:18 WIB

Komisaris Besar Jhonny Edison Isir (kanan) yang merupakan ajudan Presiden Jokowi saat mendampingi pidato kenegaraan di Gedung DPR, Jakarta, 16 Agustus 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Ekonomics and Finance Enny Sri Hartati mengatakan penetapan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 menjadi tiket Presiden Joko Widodo dan kabinetnya untuk terpilih kembali di tahun 2019.


"(APBN) 2018 adalah pembuktian. Tidak terbukti di RAPBN pasti lewat (Pemerintahan Jokowi) di 2019," kata Enny dalam diskusi yang diadakan Populi dan Smart FM Network di Gado-gado Boplo Menteng, Jakarta, Sabtu, 19 Agustus 2017.

Baca: Ini Asumsi Makro RAPBN 2018 yang Dipaparkan Jokowi di DPR


Menurutnya, target pertumbuhan ekonomi 5,4 persen minimal harus dibuktikan oleh pemerintah jika ingin bertahan di 2019. Selain itu, pemerintah juga harus bisa menyelesaikan target yang telah dicanangkan untuk rakyat maupun sektor usaha.


"Pertumbuhan 5,4 persen itu minimal. Kalau tidak, kabinet ini lewat," ujarnya. Pemerintah mempunyai banyak pekerjaan rumah yang belum terselesaikan seperti pengangguran dan daya beli masyarakat. Bahkan, masalah utang selama tiga tahun juga tidak bisa ditekan. "Utang justru lebih dari Rp 1.000 triliun."

Simak: Anggaran Belanja dalam RAPBN 2018 Diusulkan Rp 2.204,4 Triliun


Enny pesimis melihat postur anggaran pemerintah tidak ada terobosan baru dan spektakuler. Pemerintah butuh akselerasi jika pertumbuhan ekonomi ingin mencapai target. "Tumbuhkan di sektor industri," ujarnya, memberi masukan agar pertumbuhan ekonomi Indonesia, sesuai target.


Advertising
Advertising

Ia menambahkan pemerintah harus bekerja ekstra untuk meningkatkan pembangunan yang telah ditargetkan tahun depan. Musababnya sejauh ini pemerintah belum bisa membuktikan janjinya untuk merealisasikan pertumbuhan ekonomi sampai 7 persen, utang menurun dan rasio pajak naik.


"Yang terjadi justru selama 3 tahun ini tidak ada yang tercapai. Malah kontra produktif dengan janjinya," ujarnya. "Utang justru naik."


Lebih jauh ia menuturkan kinerja pemerintah selama tiga tahun terakhir menjadi peringatan penting, karena banyak yang tidak tercapai. Sehingga, kata dia pemerintah harus mempunyai terobosan yang konkrit untuk kepentingan rakyat.


Jangan sampai target yang ditetapkan di RAPBN hanya ada di dokumen dokumen dan menjadi asumsi belaka. "Urusan rakyat harus konkrit. Apalagi ini bulan kemerdekaan. Merdeka itu bebas dari kemiskinan," ujarnya.


IMAM HAMDI

Berita terkait

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

2 hari lalu

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

3 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

4 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Rekrutmen CASN 2024, Hati-hati Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

4 hari lalu

Terkini Bisnis: Rekrutmen CASN 2024, Hati-hati Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Pemerintah berencana membuka pendaftaran calon aparatur sipil negara atau CASN untuk tahun 2024, yang dibagi dalam dua tahap.

Baca Selengkapnya

Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

5 hari lalu

Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

Indonesia kembali menggandeng Cina di proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Jangan sampai menggunakan APBN lagi seperti kereta cepat Jakarta-Bandung.

Baca Selengkapnya

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya