TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan ada 22 ribu hektare lahan yang siap diekstensifikasi untuk pertanian garam. Lahan sebesar itu tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia.
"Ada di Nusa Tenggara Timur. Sisanya terpecah di Jawa, Madura, dan Jeneponto," kata Luhut saat ditemui di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta Pusat, Senin, 14 Agustus 2017.
Luhut menuturkan lahan tersebut merupakan potensi lahan garam yang sudah ada dan baru. Ia menyebut kini Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sedang menyiapkan teknologi yang membuat garam bisa dipanen dalam waktu 4 hari.
Baca: Garam Langka, Jokowi Panggil Menteri dan PT Garam
Luhut mengatakan program ekstensifikasi lahan akan dilakukan di Nusa Tenggara Timur dengan memanfaatkan 5 ribu hektare lahan telantar. Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil juga menyatakan masalah lahan akan segera diselesaikan, termasuk lahan hak guna usaha (HGU) seluas 3.700 hektare milik PT Pangung di Nusa Tenggara Timur.
Luhut mengungkapkan, pembangunan lahan-lahan tersebut akan dibangun secara paralel. Namun, ihwal lahan di Jawa Tengah, dia melihat akan ada kesulitan karena air lautnya sudah tak terlalu bersih. "Kami memilih di Indonesia Timur karena airnya bagus."
Simak: Krisis Garam di Indonesia, Apa Sebabnya?
Menurut Luhut, para petani garam di sana akan diberi wadah dalam koperasi supaya efisien. "Nanti mau dibikin PT sendiri, terdaftar, punya sahamnya di situ," ujarnya.
Luhut menjelaskan, pada Selasa depan, tim kecil yang menangani garam akan berbicara lagi dengan konsep yang lebih matang, juga membahas berapa lama ekstensifikasi lahan itu bisa dimulai konstruksinya. Lalu kapan bisa menghentikan impor garam dan berapa structure cost dari produksi garam.
Pemerintah, kata Luhut, juga akan meniadakan pembedaan garam industri dengan garam konsumsi. Selain itu, pengelolaannya akan dibuka kepada swasta, bahkan sampai ke industri turunannya. "BPPT mau sampai empat macam turunannya," tuturnya.
DIKO OKTARA
Berita terkait
Berapa Banyak Natrium alias Garam yang Dibutuhkan Tubuh Saban Hari?
33 hari lalu
Natrium alias garam akan merusak tubuh jka dikonsumsi secara berlebihan, akan tetapi kandungan ini nyatanya pun dibutuhkan untuk tubuh
Baca SelengkapnyaTambahan Asam Folat pada Garam Dapat Cegah Cacat Bawaan
47 hari lalu
Melengkapi garam meja dengan asam folat menjadi strategi diet baru untuk lebih melindungi terhadap cacat bawaan.
Baca SelengkapnyaTanda-tanda Tubuh Anak Terlalu Banyak Mengandung Garam
59 hari lalu
Peningkatan asupan garam dapat menghambat kesehatan anak dalam beberapa cara.
Baca SelengkapnyaProduksi Garam Nasional Lampaui Target
28 Februari 2024
Produksi terbesar diperoleh dari sektor produksi garam rakyat yang mencapai 2,2 juta ton,
Baca SelengkapnyaMengenal Garam Celtic dan Manfaatnya bagi Kesehatan
10 Februari 2024
Dipanen secara alami, garam celtic kaya akan magnesium dan mengandung semua mineral yang biasanya hilang dalam garam biasa.
Baca SelengkapnyaSaat Capres Ganjar Pranowo Sindir 3 Purnawirawan Jenderal yang Disebutnya Mencla-mencle
8 Februari 2024
Ganjar Pranowo bilang ada purnawirawan jenderal yang menyebut jangan memilih calon tertentu karena latar belakangnya tapi kini berbalik arah mendukung
Baca SelengkapnyaMakanan Instan Tinggi Garam, Ahli Gizi Berpesan Demikian
23 Januari 2024
Makanan instan meski terkesan tidak asin tetap mengandung pengawet yang tinggi natrium, mineral yang ditemukan pada garam.
Baca SelengkapnyaPelengkap Berbagai Masakan, Ini Plus Minus Kecap bagi Kesehatan
19 Januari 2024
Kecap punya manfaat buat kesehatan dan sebaliknya. Sisi positifnya, kecap tinggi antioksidan dan zat-zat antimikroba. Apa negatifnya?
Baca SelengkapnyaIni Dampak Terlalu Banyak Mengonsumsi Makanan Asin
18 Januari 2024
Mengonsumsi terlalu banyak makanan asin dapat menyebabkan bahaya seperti kembung, hipertensi, hingga ginjal.
Baca Selengkapnya5 Gejala Terlalu Banyak Mengonsumsi Makanan Asin
18 Januari 2024
T erlalu banyak mengonsumsi makanan asin dapat membawa risiko kesehatan yang serius karena kandungan garam yang berlebihan.
Baca Selengkapnya