TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia berakhir lebih rendah pada Senin (Selasa pagi WIB, 15 Agustus 2017), karena dolar yang lebih kuat menekan sentimen pasar untuk minyak yang dihargakan dalam US$ Dolar.
US$ Dolar yang lebih kuat membuat minyak yang dihargakan dalam mata uang dolar kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya, lapor Xinhua.
Indeks US$ Dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,42 persen menjadi 93,462 US$ Dolar pada akhir perdagangan.
Selain itu, harga minyak berada di bawah tekanan baru-baru ini karena para investor khawatir bahwa kelebihan pasokan global akan bertahan, setelah pemenuhan produsen-produsen minyak utama untuk menurunkan produksi mereka tidak membaik.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, turun 1,23 US$ Dolar menjadi menetap pada 47,59 US$ Dolar per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, harga minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober berkurang 1,37 US$ Dolar menjadi ditutup pada 50,73 US$ Dolar per barel di London ICE Futures Exchange.
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
8 Januari 2024
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.