Pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu di rumah industri sepatu di kawasan Setia Budi, Jakarta, 4 Juni 2017. Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah dinilai sangat mendukung untuk mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berusaha untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing produk unggulan industri kecil dan menengah (IKM) untuk menambah devisa negara.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, di tengah ketatnya persaingan global, beberapa produk Indonesia mampu secara kompetitif memberikan kontribusi signifikan terhadap perdagangan dunia. Hal ini berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat.
Menurut catatan Kemenperin, Indonesia menjadi negara eksportir pakaian jadi terbesar ke-14 di dunia, sedangkan di Asia Tenggara menjadi yang ke-3. Nilai ekspor pakaian jadi mencapai US$ 7,1 miliar pada 2016.
Untuk alas kaki domestik, Indonesia berhasil menempatkan diri pada peringkat ke-6 di dunia dengan market share sebesar 3,6 persen. Sedangkan untuk nilai ekspor komoditas tersbut mencapai US$ 4,5 miliar.
"Perhiasan juga menjadi salah satu andalan ekspor Indonesia karena mampu memberikan kontribusi senilai US$ 4,1 miliar terhadap devisa negara. Bahkan nilai ekspor untuk produk kerajinan mencapai US$ 173 juta," kata Airlangga, Senin, 14 Agustus 2017.
Menurutnya, untuk memacu kapasitas produksi, Kemenperin akan melakukan restrukturisasi serta pemberian mesin dan peralatan kepada para pelaku usaha. Selain itu, Kemenperin juga mendorong agar industri dapat memanfaatkan berbagai fasilitas pembiayaan untuk memperkuat struktur modalnya.
"Tidak kalah penting adalah peningkatan akses pasar, kami telah memiliki program e-Smart IKM sebagai promosi dan penjualan secara online," katanya.
Tak Khawatirkan Dampak Konflik Iran-Israel, Airlangga: Belum Ada Apa-apa
14 hari lalu
Tak Khawatirkan Dampak Konflik Iran-Israel, Airlangga: Belum Ada Apa-apa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai masyarakat Indonesia tak perlu khawatir soal imbas konflik Iran-Israel. Dia mengatakan potensi eskalasi konflik kedua negara tersebut belum diketahui, sehingga pemerintah belum mengambil keputusan apapun.
Erick Minta Pertamina Cs Borong Dolar di Tengah Konflik Iran-Israel, Airlangga: TIdak Bijak
14 hari lalu
Erick Minta Pertamina Cs Borong Dolar di Tengah Konflik Iran-Israel, Airlangga: TIdak Bijak
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal antisipasi Menteri BUMN Erick Thohir terhadap imbas ekonomi dari konflik Iran-Israel. Erick menginstruksikan BUMN yang memiliki porsi utang luar negeri yang besar untuk segera membeli dolar Ameria Serikat dalam jumlah besar.