TEMPO.CO, Jakarta - PT Astra Argo Lestari berencana memperluas pasar ekspor kelapa sawit. Perusahaan berupaya mengantisipasi dampak kampanye negatif negara Eropa terhadap komoditas tersebut.
Wakil Presiden Direktur Astra Agro Lestari Joko Supriyono mengatakan pemerintah gencar mendorong perusahaan mengembangkan pasar baru. "Agar kami memiliki customer based yang lebih luas," katanya di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa, 8 Agustus 2017.
Baca: Ekspor Minyak Sawit Indonesia Diprediksi Turun Lagi
Joko mengatakan perusahaan tengah mempertimbangkan pasar di kawasan Timur Tengah, seperti Pakistan dan Iran. Selain itu, perusahaan menyasar pasar Afrika. Dia menyebut pasar ekspor kelapa sawit Indonesia terpusat di Eropa, India, dan Cina.
Selain untuk mengantisipasi kampanye negatif, perluasan pasar ekspor bertujuan menjaga produksi nasional. Produksi kelapa sawit tercatat surplus hingga 70 persen dibanding kebutuhan dalam negeri. Astra Agro sendiri mencatat produksi crude palm oil (CPO) sebesar 762 ribu ton pada semester pertama 2017.
Simak: Diproyeksi Naik Tahun Ini, Ekspor Produk Sawit 27 Juta Ton
Jumlahnya naik 13,7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, yaitu 670 ribu ton. Presiden Direktur Astra Agro Santosa mengatakan kenaikan tersebut sejalan dengan kenaikan produksi tandan dan buah segar (TBS) sebesar 23,1 persen. Jumlahnya naik dari 2 juta ton pada pertengahan 2016 menjadi 2,5 juta ton sampai dengan pertengahan tahun ini.
Adapun kenaikan pembelian TBS dari pihak ketiga naik 14,7 persen dari 1,1 juta ton menjadi 1,27 juta ton. Astra Agro tercatat memiliki luas areal tanam perkebunan kelapa sawit sebesar 297 ribu hektare per Juni 2017.
Lahan terdiri atas kebun inti seluas 233,3 ribu hektare dan kebun plasma seluas 63,6 ribu hektare. Dari total tersebut, tercatat 267,9 ribu hektare sudah menghasilkan. Perseroan berencana menggunakan belanja modal untuk menggarap 30 ribu hektare tanaman yang belum dihasilkan serta produksi pupuk dan pembangunan infrastruktur pendukung.
Dana yang disiapkan sekitar Rp 1,2 triliun dari total Rp 2 triliun anggaran tahun ini. Selama kuartal pertama tahun ini, perseroan tercatat membukukan pendapatan bersih Rp 8,55 triliun. Nilainya naik 34,7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp 6,35 triliun.
Kenaikan tersebut terutama didorong kenaikan volume penjualan produk CPO dan turunannya. Pendorong lain adalah harga jual rata-rata CPO yang naik 10 persen dari Rp 7.768 per kilogram menjadi Rp 8.536 per kilogram. Laba operasional perseroan juga naik 85,3 persen menjadi Rp 1,52 triliun. Pada semester pertama, kenaikan laba tercatat sebesar 31,7 persen menjadi Rp 1,04 triliun dari Rp 792 miliar year-on-year (yoy).
VINDRY FLORENTIN
Berita terkait
Izin Kebun Sengon Ditanami Kelapa Sawit, Bos PT Green Forestry Indonesia Ditangkap di Bandara Depati Amir
34 hari lalu
Kejaksaan menangkap Bos PT Green Forestry Indonesia yang masuk dalam DPO. Salah gunakan izin kebun sengon untuk kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaPT Timah Bantah Mitranya Garap Lahan Perusahaan Sawit Malaysia
36 hari lalu
CV El Hana Mulia dalam melaksanakan aktivitasnya tetap berada di kawasan wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah.
Baca Selengkapnya4 Perbedaan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa
43 hari lalu
Apa saja perbedaan dari minyak makan merah dengan minyak goreng biasa?
Baca SelengkapnyaBerharap pada Minyak Makan Merah
44 hari lalu
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan pabrik minyak makan merah. Dianggap bisa menjadi alternatif minyak goreng konvensional, harga lebih murah.
Baca SelengkapnyaKandungan dan Manfaat Minyak Makan Merah yang Dibanggakan Jokowi
45 hari lalu
Presiden Jokowi menyebut minyak makan merah lebih murah dari minyak goreng. Apa kandungan dan manfaat minyak makan merah?
Baca SelengkapnyaSoal Minyak Makan Merah, Ini Kata Jokowi sampai Teten
45 hari lalu
Presiden Jokowi mengatakan, minyak makan merah akan menjadi tren dalam urusan goreng-menggoreng, Kementerian Koperasi bangun banyak pabriknya.
Baca SelengkapnyaKementan Kebut Peraturan Baru soal Peremajaan Sawit Rakyat
54 hari lalu
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian atau Kementan Andi Nur Alamsyah menyatakan sedang membahas simplifikasi aturan dan persyaratan perihal peremajaan sawit rakyat atau PSR.
Baca SelengkapnyaKementan Targetkan Peremajaan Sawit Rakyat 120 Ribu Hektare Tahun Ini
55 hari lalu
Dirjen Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah menyatakan bahwa tahun ini Kementan menargetkan peremajaan sawit rakyat seluas 120 ribu hekatre.
Baca SelengkapnyaTerpopuler: Serikat Guru Menolak Dana BOS Dialihkan untuk Makan Siang Gratis, Cawe-cawe Jokowi di Program Prabowo Menuai Kritik
56 hari lalu
Terpopuler: Rencana pengalihan dana BOS untuk program makan siang gratis diprotes serikat guru, Presiden Jokowi cawe-cawe rencana kerja Prabowo.
Baca SelengkapnyaPrabowo Sebut Sawit dan Singkong Bisa Jadi Sumber Energi Hijau, Ini Kata BRIN
57 hari lalu
Prabowo Subianto mengatakan siap membawa Indonesia menuju swasembada energi terbarukan yang bersumber dari tanaman kelapa sawit, hingga singkong
Baca Selengkapnya