Bimantara Berharap Utang Komselindo Dialihkan Jadi Modal
Reporter
Editor
Jumat, 8 Agustus 2003 11:09 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Manajemen PT Bimantra Citra Tbk (BMTR) berharap restrukturisasi utang anak perusahaannya yakni PT Komunikasi Selular Indonesia (Komselindo) senilai US$172 juta segera terselesaikan dengan dialihkan menjadi modal. Demikian dijelaskan Direktur Bimantara, A Edwin Kawilarang usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Menara Kebon Sirih Jakarta, Selasa (30/4). ”Kami menginginkan agar penyelesaian hutang Komselindo dilakukan dengan skema debt equity swap (pengalihan hutang menjadi modal), sehingga kami bisa mulai lagi dari awal,” ujar Edwin. Selesainya masalah hutang di Komselindo, lanjut Edwin, akan memudahkan perseroan untuk melakukan investasi. Perusahaan itu sendiri berencana akan segera mengembangkan sistem code division multiple access (CDMA) di Komselindo. “Sistem ini mempunyai keunggulan teknologi dan mampu bersaing dengan global system for mobile communications (GSM) yang saat ini merajai pasar seluler Indonesia,” ujar Edwin. Untuk melakukan investasi di bidang tersebut, kata Edwin, pihaknya memandang perlu adanya mitra strategis. Pasalnya, hal tersebut merupakan industri dengan teknologi tinggi. Investasi ke Komselindo sendiri, katanya, masih dalam tahap penjajakan. “Untuk itu, sebelum melakukan investasi, kami restrukturisasi dulu agar investasi berhasil,” ujar Edwin. Saat ini, Bimantara memiliki saham di Komselindo melalui kepemilikan 45% saham anak perusahaannya di PT Elektrindo Nusantara. Anak perusahaan itulah yang menjadi pemilik dari 65% saham Komselindo. Pengembangan sistem CDMA di Komselindo, kata Edwin, dilakukan karena sesuai dengan bisnis inti perseroan. CDMA dinilai memiliki prospek sangat baik karena lebih unggul dibanding GSM yang saat ini memiliki rate traffic sangat padat. Selain itu, CDMA bisa disinergikan dengan industri lainnya seperti televisi. “Dengan harga sama, pelanggan CDMA akan lebih cepat (tersambung). Siapa yang tidak tertarik, misalnya dengan CDMA dengan satu kali dial, sedangkan GSM empat kali dial,” paparnya. (Wahyu Mulyono-Tempo News Room)
Berita terkait
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
3 menit lalu
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.