11 Perusahaan Batal Kontrak Jual-Beli Listrik dengan PLN  

Reporter

Editor

Sugiharto

Kamis, 3 Agustus 2017 07:14 WIB

Ilustrasi. wikimedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Sebelas perusahaan pembangkit listrik mandiri atau independent power producer batal menandatangani kontrak jual-beli listrik dengan PT PLN (Persero).

"Alasannya (mengapa batal) belum kami terima secara formal," kata Direktur Perencanaan PLN Nicke Widyawati selepas penandatanganan kontrak jual-beli listrik di Hotel Mulia, Jakarta Pusat, Rabu, 2 Agustus 2017.

Menurut Nicke, sebelum tahap teken kontrak tersebut, proses yang telah dilalui cukup panjang. Proses itu bermula sejak tahun lalu, yaitu penyerahan proposal dari pengembang kepada PLN wilayah. Memang untuk pembangkit listrik skala kecil mekanisme yang digunakan adalah penunjukan langsung.

Setelah itu, dia meneruskan, barulah dilakukan kajian untuk menentukan harga dasar dan diajukan ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Bila disetujui, dibuat kontrak yang bisa ditandatangani kedua belah pihak. Namun, tidak menandatangani kontrak adalah hal yang lumrah dalam bisnis. "Namanya jual-beli kan kesepakatan dua pihak. Kalau ada yang enggak sepakat, ya batal," ucap Nicke.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan pun menyatakan tak ada masalah dengan batalnya 11 perusahaan meneken kontrak jual-beli listrik. "Ya, enggak apa-apa. Ini kan enggak ada pemaksaan," ujarnya. Apalagi kontrak yang diajukan bersifat jangka panjang, yaitu 20 tahun. "Kalau merugikan, sebaiknya jangan. Kalau tidak bisa bertahan atau sustain selama 20 tahun, kan akan merugikan."

Mengenai kemungkinan batal akibat tak sesuai dengan tarif versi pemerintah, Jonan berpendapat dia lebih mendengarkan komentar masyarakat yang ingin tarif tidak setiap tiga bulan naik. Kewajiban pemerintah adalah menyediakan listrik dan harganya terjangkau. Pemerintah paham, pengembang melakukan investasi yang harus ada pengembalian modal yang wajar. "Tentu pemerintah akan bikin penyesuaian dari waktu ke waktu, biar fair," kata Jonan.

Perwakilan PT Biomass Energy Abadi, salah satu perusahaan pembangkit listrik dari kawasan Aceh Langsat, Yani Paripurna, mengatakan kemungkinan alasan 11 perusahaan tersebut karena tarif yang diajukan PLN tidak sesuai dengan harapan. "Mereka punya perhitungan masing-masing, kan. Mungkin dari segi bisnis mereka menilai tidak masuk. Kalau untuk kami, (tarif itu) bisa masuk lah," kata Yani.

Yani mengakui, dengan adanya penyesuaian tarif, waktu balik modal menjadi tujuh tahun. Kalau menggunakan tarif yang lama, waktu balik modalnya bisa lima tahun. Meski demikian, dalam kontrak jual-beli listrik dengan tarif Rp 1.735, Yani mengatakan, perusahaannya tetap memperoleh keuntungan. "Kalau enggak (untung), enggak kami bangun (pembangkit) itu di sana," ujarnya.

CAESAR AKBAR | JOBPIE S.

Berita terkait

GM PLN UID Banten Operasikan 51 Unit SPKLU, Layani Arus Balik Jalur Mudik Tol Jakarta-Merak

13 hari lalu

GM PLN UID Banten Operasikan 51 Unit SPKLU, Layani Arus Balik Jalur Mudik Tol Jakarta-Merak

Di setiap lokasi rest area SPKLU terdapat posko siaga PLN yang dapat dimanfaatkan para pengguna mobil listrik untuk beristirahat dan menunggu pengisian baterai.

Baca Selengkapnya

Tersedia SPKLU PLN di Sumatra Bikin Nyaman Mudik dengan Kendaraan Listrik

13 hari lalu

Tersedia SPKLU PLN di Sumatra Bikin Nyaman Mudik dengan Kendaraan Listrik

Kehadiran fasilitas SPKLU menjadi salah satu faktor penting dalam kelancaran arus mudik Lebaran tahun ini bagi kendaraan listrik

Baca Selengkapnya

PLN Siapkan SPKLU di Banyak Lokasi, Pemudik: Pakai Mobil Listrik Jadi Nyaman!

16 hari lalu

PLN Siapkan SPKLU di Banyak Lokasi, Pemudik: Pakai Mobil Listrik Jadi Nyaman!

PLN telah menyiagakan 1.299 unit SPKLU yang tersebar di seluruh penjuru tanah air. Khusus momen mudik tahun ini, PLN juga menyiagakan petugas yang berjaga 24 jam untuk membantu para pemudik

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran ke Bali dengan Mobil Listrik? Ini Titik-titik SPKLU di Pulau Dewata

22 hari lalu

Mudik Lebaran ke Bali dengan Mobil Listrik? Ini Titik-titik SPKLU di Pulau Dewata

PT PLN (Persero) telah menyiapkan 76 SPKLU di 30 lokasi di Bali untuk mendukung mobilitas kendaraan listrik selama periode Lebaran tahun 2024.

Baca Selengkapnya

PLN Siagakan 1.124 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum untuk Mudik 2024

29 hari lalu

PLN Siagakan 1.124 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum untuk Mudik 2024

PLN juga mengerahkan 3.504 pegawai yang akan stand by selama 24 jam nonstop di SPKLU.

Baca Selengkapnya

PLN Dukung Ketetapan Pemerintah: Tarif Listrik Tidak Naik

29 hari lalu

PLN Dukung Ketetapan Pemerintah: Tarif Listrik Tidak Naik

Berbagai upaya efisiensi dan digitalisasi yang telah dilakukan PLN menjadi kunci dalam mewujudkan komitmen ini.

Baca Selengkapnya

PLN Dukung Kepengurusan Forum Manajemen Risiko BUMN 2024-2027

29 hari lalu

PLN Dukung Kepengurusan Forum Manajemen Risiko BUMN 2024-2027

Kepengurusan Forum Manajemen Risiko dinilai proaktif. Memudahkan kolaborasi antara BUMN.

Baca Selengkapnya

PLN Energi Primer Indonesia Siapkan Gasifikasi Pembangkit di Sulawesi-Maluku

29 hari lalu

PLN Energi Primer Indonesia Siapkan Gasifikasi Pembangkit di Sulawesi-Maluku

Pengembangan program gasifikasi pembangkit turut melibatkan konsorsium.

Baca Selengkapnya

Ini 10 Perusahaan Terbesar di Indonesia, Pertamina Pertama

31 hari lalu

Ini 10 Perusahaan Terbesar di Indonesia, Pertamina Pertama

Pertamina menjadi perusahaan terbesar di Indonesia versi Majalah Fortune. Ini daftar 10 perusahaan raksasa di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Listrik Padam saat Arus Mudik Lebaran 2024, Bandara Soekarno-Hatta Uji Kehandalan dan Sistem Kelistrikan

33 hari lalu

Antisipasi Listrik Padam saat Arus Mudik Lebaran 2024, Bandara Soekarno-Hatta Uji Kehandalan dan Sistem Kelistrikan

Bandara Soekarno-Hatta melakukan serangkaian pengujian kehandalan jaringan kelistrikan dan sistem cadangan di Terminal 1, 2, dan 3.

Baca Selengkapnya