Krisis Garam, DPR Ingatkan Pemerintah Sejak Empat Bulan Lalu

Reporter

Rabu, 2 Agustus 2017 15:15 WIB

Menteri KKP Susi Pudjiastuti (kiri) menyerahkan draft RUU Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan kepada Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron (kanan) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 3 Maret 2016. RUU ini akan menunggu sidang paripurna untuk disahkan menjadi undang-undang. ANTARA/Yudhi Mahatma

TEMPO.CO, Probolinggo - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sudah mengingatkan pemerintah sejak empat bulan lalu ihwal bahan baku di pabrik-pabrik garam sudah mulai tidak ada. Hal ini dinyatakan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Herman Khaeron dalam kunjungan kerjanya ke Pelabuhan Perikanan Probolinggo, Selasa 1 Agustus 2017.

"Sedangkan produksi garam dalam negeri terganggu karena memang musim hujannya panjang," kata Herman. Rencana pemerintah akan mengimpor garam, Herman memahami cara pemerintah untuk melakukan penambahan ketersediaan garam di pasar. Sedangkan impor ditutup karena pemerintah memang reorientasi pembangunan terhadap bagaimana produksi garam rakyat bisa diangkat.

"Karena garis pantai kita panjang, kualitasnya juga tidak kalah, hanya tinggal cara dan teknologi yang mana yang bisa menyamai terhadap produksi garam dari luar negeri," katanya.

Baca: Pasokan Garam dari NTT, Surabaya Kebagian 100 Ton

Situasi kelangkaan garam sudah terjadi saat ini dan tentunya harus dicari solusinya. "Pertama pabrik garam itu kebutuhannya harus ditutup dulu, tetapi harus dihitung dengan pasti," kata Herman. Kalau ijin impor 75 ribu ton itu sudah terbit, kata dia, tentu tidak harus utuh 75 ribu ton seluruhnya masuk.

"Tetapi harus dihitung berapa sesungguhnya proporsional yang bisa dipenuhi oleh impor dan berapa besar yang bisa dipenuhi dari hasil petani Indonesia," ujarnya. Menurutnya, hitungan secara detail harus dilakukan, jangan sampai petani garam yang menanggung derita.

Baca: Beleid Impor Garam, DPR: Jalan Pintas Tanpa Kuatkan Dalam Negeri

Politikus Partai Demokrat ini yakin jika perhitungan dilakukan secara tepat, tidak perlu lagi impor garam bahkan suatu saat bisa ekspor garam. Jawa Timur juga siap untuk itu juga Probolinggo karena merupakan daerah penghasil garam. Sebelumnya, pemerintah memutuskan mengimpor garam konsumsi 75 ribu ton, yang rencananya didatangkan pada 10 Agustus mendatang.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menuturkan ini merupakan situasi khusus dan mendesak. Direktur Produksi PT Garam Budi Sasongko mengatakan industri kecil dan menengah yang menjadi sasaran impor garam konsumsi adalah yang berkapasitas di bawah 5 ton. Sejumlah daerah menjadi sasaran, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.


DAVID PRIYASIDHARTA

Berita terkait

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

2 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

2 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

3 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

3 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

3 hari lalu

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

3 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

4 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

4 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya

MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

4 hari lalu

MK Tekankan Perlunya Penyempurnaan UU Pemilu, Ini Reaksi DPR

MK menyatakan terdapat beberapa kelemahan dalam UU Pemilu, Peraturan KPU, dan Peraturan Bawaslu.

Baca Selengkapnya

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

4 hari lalu

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

Bambang Haryadi, mengungkapkan upaya Komisi VII dalam mengatasi tantangan produksi pupuk di Indonesia.

Baca Selengkapnya