Jumlah Kode HS Impor Larangan Terbatas Akan Dikurangi

Selasa, 1 Agustus 2017 16:39 WIB

Menko Perekonomian Darmin Nasution. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah akan mengurangi jumlah kode HS barang yang dikenakan impor larangan terbatas (lartas) dari saat ini 49 persen menjadi 17 persen. Saat ini total terdapat 10.826 HS code di Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2017. Sebanyak 5.299 kode HS di antaranya merupakan lartas.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan lartas semacam aturan tata niaga, tapi bukan artinya melarang perdagangan. “Anda boleh masuk barangnya kalau sudah dapat rekomendasi atau persetujuan dari kementerian terkait," ujarnya, dalam rapat, di Aula Mezzanine, Gedung Djuanda I Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa, 1 Agustus 2017.

Menurut Darmin, pemerintah telah mengkaji jumlah kode HS yang dapat diturunkan, bercermin pada jumlah yang ditetapkan di negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand dengan rata-rata 16 persen. "Sebagian besar barang yang kena lartas nggak bisa di border. Kita akan minta dia diatur dalam tanggung jawab kementeriannya mengenai standar, jadi setelah masuk saja dan jangan jadi syarat untuk masuk," ucapnya.

Darmin menjelaskan upaya yang dilakukan adalah menyederhanakan izin impor sehingga efektif dan efisien. "Jangan dicegat tapi nanti diperiksa di dalam, jangan duplikasi double atau triple barang yang sama kena lartas di 3-4 kementerian," ucapnya.

Terakhir, Darmin menuturkan pemerintah akan menyamakan standar pemeriksaan atau single risk management untuk setiap kementerian. "Jadi tidak bisa lagi sudah hijau di 10 kementerian, lalu merah di satu kementerian, jadi merah semua. Kita akan standarkan ini. Nggak harus sama, kalau sudah hijau, nggak bisa jadi merah," katanya.

Prosedur penyederhanaan itu, kata Darmin, membutuhkan waktu hingga akhir tahun untuk menuju target turun ke 17 persen. Tahun depan larangan terbatas tata niaga akan berkurang, bahkan bisa jadi di bawah 17 persen. “Sehingga Anda yang impor nggak terlalu pusing sehingga sibuk kejar-kejaran dapat rekomendasi."

Darmin mengungkapkan salah satu proses yang memakan waktu adalah harus menyamakan single risk management untuk 18 kementerian. "Sebenarnya proses udah berjalan tapi kita hitung-hitung sampai akhir tahun baru kita sama apa yang dicapai negara lain."

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

4 jam lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

17 jam lalu

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

Bea Cukai memberi tips agar tak terkena sanksi denda saat bawa barang belanja dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

1 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

1 hari lalu

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani mengatakan kasus pengenaan bea masuk Rp 31 juta untuk satu sepatu sudah sesuai aturan.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

2 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

3 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

4 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

5 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

5 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

5 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya